Ketupat dan Opor Ayam ala Hotel Santika Radial: Hidangan Tradisional Sarat Makna di Hari Raya

ARI WIBOWO, CHEF HOTEL SANTIKA RADIAL--

PALEMBANG,KORANRADAR.ID - Semarak Hari Raya Iduladha 1446 H masih terasa, terutama lewat cita rasa khas yang menghiasi meja makan banyak keluarga Indonesia.

Di Hotel Santika Radial Palembang, kelezatan ketupat dan opor ayam menjadi sajian spesial yang dihadirkan bagi para tamu selama perayaan hari besar tersebut.

Ari Wibowo, Demi Chef Hotel Santika Radial, menjelaskan bahwa ketupat merupakan hidangan tradisional yang terbuat dari beras, dimasukkan ke dalam anyaman janur atau daun kelapa muda, kemudian direbus hingga matang dalam waktu cukup lama. Menurutnya, ketupat bukan sekadar makanan, tetapi memiliki nilai filosofis yang dalam.

BACA JUGA:Hotel Santika Radial Palembang Hadirkan Aneka Promo dan Menu Spesial

“Ketupat yang berbentuk segi empat mewakili empat penjuru mata angin: timur, barat, utara, dan selatan. Filosofinya, agar manusia senantiasa berjalan pada arah yang benar dalam kehidupan,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa ketupat bukanlah warisan budaya yang eksklusif milik tradisi Islam.

Hidangan ini telah dikenal sejak era Hindu-Buddha di Nusantara. “Janur atau daun kelapa muda sudah sejak lama digunakan dalam ritual, termasuk pernikahan dan penyajian makanan sebelum masuknya pengaruh Islam,” tambah Ari.

BACA JUGA:Santika Radial Palembang Sajikan Kuliner Nusantara, Intip Yuk Menu Favorit di Sini

Sementara itu, opor ayam disajikan sebagai pelengkap ketupat. Ari menyebut ada dua jenis opor: opor putih dan opor kuning. Keduanya memiliki makna yang berbeda dalam budaya masyarakat.

“Opor putih lebih identik dengan simbol penyucian diri dan permintaan maaf di momen keagamaan seperti Idulfitri dan Iduladha. Sedangkan opor kuning, dari sisi sejarah, lebih erat kaitannya dengan simbol kejayaan atau kebangsawanan pada masa kerajaan dulu,” jelasnya.

Hotel Santika Radial memilih menyajikan opor ayam putih khas Palembang yang memiliki keunikan tersendiri, yakni tambahan nanas sebagai bahan utama. Kombinasi ini memberikan aroma segar dan rasa yang lebih kaya.

“Dulu orang Palembang sudah sadar pentingnya menyeimbangkan makanan. Biasanya kalau ada hidangan berat seperti kari kambing, ayam kecap, atau daging, mereka menyajikan nanas sebagai penutup. Nanas dipercaya dapat membantu mengurangi lemak,” kata Ari.

Selain itu, nanas juga mempercepat pelunakan daging dan memperkaya rasa masakan.

Tak hanya ketupat dan opor, Hotel Santika Radial turut menyuguhkan beragam hidangan pendamping seperti sambal goreng kentang ati, sambal buncis, kerupuk, dan sambal cenge, menjadikan perayaan Iduladha lebih berkesan bagi para pengunjung.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan