PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Dedi, Pemilik Dapur Neka, sarapan pagi autentik khas Minang tidak menyangka akan masuk dalam 10 tokoh penerima Inspirasi Merdeka Award yang diselenggarakan Harian Bisnis Radar Palembang beberapa waktu lalu.
Ia mengaku sangat terharu menerima penghargaan dan menjadi lebih bersemangat lagi untuk menjadikan usaha kuliner dengan konsep street food ini punya peran di masyarakat.
“Penghargaan ini sebuah amanah. Ada pihak luar selain internal Dapur Neka yang memilih karena kami punya potensi dan punya peran positif di masyarakat,” tuturnya.
Meskipun usaha yang ia jalankan tidak begitu besar dan hanya memiliki peran kecil di pinggiran Kota Palembang, namun ia senang pelaku UMKM seperti dirinya punya peran untuk bangsa ini dengan nilai-nilai yang diterapkan dan keikhlasan dalam pelayanan.
BACA JUGA:Cari Sarapan Enak di Palembang? Yuk ke Dapur Neka, Sedia Menu Makan Siang Autentik Minang
BACA JUGA:Dapur Neka Sedia Makan Siang Mulai Pukul 6 Pagi
“Kita punya visi, usaha kecil ini bisa narik gerbong untuk karyawan, dan mereka bisa yakin hidup ke depan akan lebih bagus kalau mau belajar dan memberikan service terbaik bagi pelanggan.
Insya Allah, ilmu mereka dapat, dan pelanggan yang dilayani merasa puas. Meski tingkat pendidikan tidak tinggi, tapi mereka punya keahlian,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga ingin mengangkat street food jadi usaha yang bisa dibanggakan dan para karyawan yang tidak selesai sekolah bisa membuka usaha street food nantinya seperti yang ia buat dan sekaligus bisa membuka lapangan pekerjaan.
Perjalanan usaha Dapur Neka cukup mencuri perhatian. Dimulai hanya dengan dua meja di pinggir jalan tanpa atap dan hanya menjajakan beberapa jenis sarapan seperti lontong gulai pakis, lontong gulai nangka, dan nasi goreng Padang.
BACA JUGA:Berawal dari Obesitas, Putuskan Buka Katering Diet, Noi Kini Miliki Ratusan Pelanggan
BACA JUGA:Tempat Sarapan Enak di Palembang, Pondok Pindang Umak Bisa Jadi Pilihan
Seiring waktu, meningkatnya permintaan dan perilaku customer ikut berubah, ia mulai mengubah dan menambah menu-menu baru namun tetap mengusung sarapan street food khas Minang.
“Belakangan kita tambahin atap buat mengakomodir customer yang datang agak siang. Dari pada mereka makan di mobil, kan kepanasan kurang santai.
Apalagi menurut Dedi, Dapur Neka saat ini jadi tempat nongkrong para pelanggan terutama saat akhir pekan.