IEU-CEPA Jadi Terobosan Besar, Kadin Optimis Perdagangan RI-Uni Eropa Melonjak

Senin 14 Jul 2025 - 16:59 WIB
Reporter : Salamun Sajati
Editor : Swan

JAKARTA, KORANRADAR.ID – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut positif kesepakatan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen terkait Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA). Kesepakatan tersebut dinilai menjadi langkah strategis yang akan mempercepat peningkatan volume perdagangan antara kedua pihak.

"Kesepakatan ini merupakan lompatan besar dalam hubungan dagang internasional antara Indonesia dan Uni Eropa, mengingat proses perundingannya sudah berlangsung hampir sepuluh tahun," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie. Senin, 14 Juli 2025.

Ia mencatat bahwa pada 2024 total perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa mencapai 30,1 miliar dolar AS (setara dengan 27,3 miliar euro), dengan nilai ekspor Uni Eropa ke Indonesia sebesar 9,7 miliar euro dan impor dari Indonesia mencapai 17,5 miliar euro.

Anindya juga menyoroti kesuksesan perjanjian CEPA antara Uni Eropa dan Vietnam yang mendorong peningkatan perdagangan hingga 20 persen — dari 56 miliar euro menjadi 67 miliar euro pasca-ratifikasi. Ia optimistis tren serupa akan terjadi pada hubungan dagang Indonesia dan Uni Eropa.

Dalam konteks dunia multipolar saat ini, Anindya mendorong pelaku usaha Indonesia untuk memanfaatkan peluang dari kesepakatan ini guna memperluas pasar ekspor dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu, Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani menyebutkan bahwa penandatanganan resmi IEU-CEPA dijadwalkan pada September 2025. Ia berharap proses ratifikasinya dapat segera dituntaskan.

"Targetnya adalah bisa diteken pada bulan September dan diratifikasi secepatnya," ungkap Rosan dalam keterangannya kepada media.

Rosan menambahkan, dengan implementasi penuh dari IEU-CEPA, nilai perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa diproyeksikan bisa meningkat dua kali lipat, dari 30 miliar dolar AS menjadi 60 miliar dolar AS. Ia menyebut kerja sama ini potensial besar, mengingat total populasi gabungan kedua kawasan mencapai lebih dari 700 juta jiwa.

Kategori :