PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Siapa yang tak kenal Cap Cai? Hidangan khas Tionghoa ini begitu populer di Indonesia, dikenal karena cita rasanya yang lezat dan kandungan sayurannya yang melimpah.
Namun, tahukah Anda, ada sedikit kesalahpahaman tentang nama "Cap Cai" itu sendiri?
Secara harfiah, "Cap Cai" dalam dialek Hokkian berarti "aneka ragam sayuran." Kata "Cap" memang sering diartikan sepuluh, dan "Cai" berarti sayur.
Ini membuat banyak orang keliru mengira bahwa Cap Cai wajib berisi sepuluh macam sayuran. Padahal, jumlah sayuran yang digunakan tidaklah wajib sepuluh! Cap Cai bisa dibuat dengan berbagai kombinasi sayur, sesuai selera dan ketersediaan.
BACA JUGA:Manfaat Makanan Vegetarian, Kurangi Kolesterol dan Lemak
Variasi Melimpah, Kelezatan Tiada Akhir
Fleksibilitas Cap Cai menjadi salah satu daya tariknya. Beberapa jenis sayuran yang lazim ditemukan dalam hidangan ini antara lain wortel, sawi putih, sawi hijau, jamur merang, jamur kuping, kol, buncis, brokoli, daun bawang, dan tomat. Namun, kreasi Cap Cai tak berhenti di situ.
Untuk menambah kekayaan rasa dan nutrisi, unsur hewani juga biasa ditambahkan. Anda bisa menemukan potongan daging ayam, telur puyuh, hati dan ampela ayam, udang, bakso, cumi-cumi, bahkan daging sapi atau daging babi (tergantung preferensi dan keyakinan).
Cap Cai juga menawarkan dua pilihan cara masak yang sama-sama menggugah selera: direbus (berkuah) untuk sensasi hangat dan segar, atau digoreng untuk tekstur yang lebih renyah dan aroma yang lebih kuat.
Jadi, lain kali Anda menikmati sepiring Cap Cai, ingatlah bahwa kekayaan rasanya bukan hanya dari jumlah sepuluh sayuran, melainkan dari "aneka ragam" yang diracik dengan sempurna!