Bukan Sekadar Uang! Menguak Filosofi dan Legenda di Balik Angpau Imlek (Ya Sui Qian) yang Melegenda

Ilustrasi anak-anak sedang memegang angpao.--
Bukan Sekadar Uang! Menguak Filosofi dan Legenda di Balik Angpau Imlek (Ya Sui Qian) yang Melegenda
JAKARTA, KORANRADAR.ID - Setiap perayaan Tahun Baru Imlek tak lengkap tanpa tradisi membagikan Angpau (dikenal juga sebagai Hongbao) kepada anak-anak atau kerabat yang belum menikah. Angpau, atau Ya Sui Qian (uang keberuntungan Tahun Baru Imlek), bukan hanya sekadar hadiah. Kertas merahnya melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan di tahun yang baru. Namun, tahukah Anda ada kisah dan filosofi mendalam di baliknya?
Tradisi ini, yang sudah ada sejak dahulu kala, adalah bentuk doa dan harapan baik dari generasi tua kepada yang lebih muda. Orang dewasa atau yang sudah menikah biasanya membagikan Angpau sebagai simbol restu agar penerimanya mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan.
Penting untuk diingat bahwa Angpau adalah tentang kebahagiaan anak-anak. Oleh karena itu, membuka Angpau di depan pemberi, apalagi mengeluhkan jumlahnya, dianggap tidak sopan. Menurut legenda, uang keberuntungan ini bahkan dipercaya dapat menekan kekuatan jahat, sehingga generasi muda dapat melewati tahun pertama dengan damai dan terlindungi.
BACA JUGA:Ribuan Umat Padati Kelenteng Peh Hun Teng Palembang Rayakan HUT Dewi Kwan Im
Dua Bentuk Uang Keberuntungan Imlek yang Berbeda
Angpau modern yang kita kenal hanyalah salah satu bentuk dari uang keberuntungan Tahun Baru Imlek. Sejarah mencatat ada dua jenis utama:
-
Uang Keberuntungan Tali Merah: Dahulu kala, uang keberuntungan ada yang terbuat dari tali berwarna merah yang disimpul menjadi bentuk naga, lalu diletakkan di kaki tempat tidur. Kebiasaan kuno ini bahkan disebutkan dalam kitab Yanjing Sui Shi Ji.
-
Uang dalam Amplop Merah: Ini adalah cara yang paling umum dilakukan saat ini, di mana uang diberikan oleh orang tua dalam amplop merah. Uang ini bisa diberikan langsung setelah anak-anak mengucapkan salam Tahun Baru, atau ditempatkan di bawah bantal mereka saat tertidur di malam pergantian tahun.
Masyarakat Tiongkok kuno percaya bahwa uang ini diberikan untuk melindungi anak-anak. Jika ada roh jahat yang mencoba menyakiti, anak-anak dapat "menyuap" roh jahat itu dengan uang tersebut, mengubah kejahatan menjadi keberuntungan.
Puisi berjudul "Uang Keberuntungan" oleh Wu Manyun dari Dinasti Qing (1644-1911) bahkan menceritakan bagaimana uang ini berkaitan dengan kepolosan masa kanak-kanak. Uang keberuntungan umumnya digunakan anak-anak untuk membeli petasan, mainan, permen, dan hal-hal lain yang diperlukan untuk perayaan tahun baru. Hingga kini, kebiasaan ini terus berlanjut, dengan jumlah uang yang bervariasi dari ribuan hingga jutaan rupiah.
Asal-Usul Angpau: Legenda Monster Sui dan 8 Koin Pelindung
- Tag
- Share