Refleksi Perjuangan pemuda Indonesia, PGK Sumsel Gelar Kemah Kebangsaan.

Ketua DPW menyerahkan tangan palsu -Dokumen-

PALEMBANG,KORANRADAR ID-Memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun 2025, Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Provinsi Sumatera Selatan menggelar Perkemahan Kebangsaan di Bumi Perkemahan  Cadika, Palembang , Senin 27 Oktober 2025 malam.

Ketua DPW PGK Sumsel, Firdaus Hasbullah, S.H., M.H., mengatakan, malam perkemahan ini memiliki makna mendalam sebagai refleksi perjuangan pemuda Indonesia di masa lalu.

“Malam ini aura yang kita rasakan tentu jauh berbeda dengan malam genting pada 27 Oktober 1928, ketika para pemuda Indonesia berjaga hingga dini hari untuk memproklamirkan Sumpah Pemuda keesokan harinya,” ujar Firdaus.

Ia menegaskan, kegiatan ini bukan sekadar acara seremonial atau perkemahan biasa, melainkan sarana pembelajaran tentang kehidupan berbangsa.

BACA JUGA:Walikota Palembang Ratu Dewa, Pastikan Stok Sembako Aman dan Harga Stabil

“Perkemahan adalah miniatur kehidupan bangsa. Di sini kita belajar hidup sederhana, bergotong-royong, saling menghormati tanpa sekat jabatan maupun status sosial. Semua peserta berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, tidur di tenda yang sama, dan makan di tempat yang sama,” jelasnya.

Menurut Firdaus, dari suasana kebersamaan seperti inilah lahir nilai solidaritas dan empati yang menjadi fondasi utama dalam membangun bangsa.

“Kita belajar dari api unggun malam ini. Cahaya hanya akan menyala terang jika bilah-bilah kayu saling menopang. Begitu pula bangsa ini, hanya akan kuat bila rakyatnya bersatu. Dari sinilah lahir kebersamaan, kesederhanaan, kebijaksanaan, dan persaudaraan,”urai Firdaus

Firdaus juga menyoroti tantangan generasi muda masa kini yang bukan lagi menghadapi penjajahan fisik, tetapi penjajahan pikiran, krisis identitas, dan lunturnya semangat kebersamaan.

 

“Ruang digital kerap memecah belah, menanamkan kebencian, dan melemahkan rasa saling percaya. Karena itu, pemuda Sumsel harus menjadi obor kebangsaan—generasi yang tidak mudah diadu domba, tidak mudah dibeli, dan tidak mudah menyerah,”ujar Firdaus

Ia mengajak seluruh peserta untuk meneguhkan tiga komitmen kebangsaan yaitu meneguhkan identitas kebangsaan. Jadilah pemuda yang bangga menjadi orang Indonesia, bangga menjadi bagian dari Sumatera Selatan bukan hanya karena tempat lahir, tapi karena nilai dan tanggung jawabnya.

  Lalu  menumbuhkan etos kemandirian dan kolaborasi. Kemandirian tanpa kolaborasi menumbuhkan kesombongan, sementara kolaborasi tanpa tanggung jawab melahirkan ketergantungan.

 Dan menjadi bagian dari solusi bangsa. Pemuda harus turun tangan menghadapi isu nasional—kemiskinan, lingkungan, digitalisasi, hingga degradasi moral.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan