Aroma Harapan dari Tepi Samudra: Kisah UMKM, Pesisir Tanjung Pandan Merajut Mimpi Mandiri Bersama PLN

Pelatihan Pengolahan Hasil Laut Menjadi Produk Inovasi--

KAUR, KORANRADAR.ID – Di balik deburan ombak yang tak pernah lelah memukul pantai Desa Tanjung Pandan, Kabupaten Kaur, Bengkulu, tersimpan harta karun yang selama ini hanya tersentuh seadanya: hasil laut yang melimpah ruah. Bagi masyarakat pesisir di sana, laut adalah sumber kehidupan, namun sering kali, potensi itu terhenti hanya sebagai ikan segar yang dijual dengan harga seadanya.

Namun, kini, aroma baru mulai merebak—bukan hanya aroma asin dari laut, tapi aroma optimisme dan harapan. Harapan ini dibawa oleh PT PLN (Persero) UIP Sumbagsel melalui sebuah program yang bukan sekadar memberi, tapi memberdayakan: Pelatihan Pengolahan Hasil Laut Menjadi Produk Inovasi.

Bukan sekadar formalitas, pelatihan yang diikuti oleh 25 peserta, dari ibu-ibu UMKM hingga pemuda desa, ini adalah jembatan emas menuju kemandirian ekonomi. Mereka tidak hanya diajari, tetapi diajak bertransformasi.

Bayangkan, di bawah bimbingan langsung Yulia Sari, S.Pi., M.Si., seorang dosen dari Universitas Sriwijaya, hasil tangkapan yang biasa-biasa saja disulap menjadi mahakarya kuliner. Ikan-ikan segar itu kini berpotensi menjadi abon ikan yang gurih dan tahan lama, ikan asap yang menggugah selera, dan nugget ikan yang higienis. Teknik sederhana namun inovatif ini adalah kunci ajaib untuk meningkatkan nilai jual yang berlipat ganda.

"Selama ini kami punya sumber daya laut melimpah, tapi belum banyak yang tahu cara mengolahnya dengan tepat menjadi produk bernilai jual," tutur Baharudin, Kepala Desa Tanjung Pandan, dengan nada penuh syukur. Matanya memancarkan kelegaan. "Dengan pelatihan ini, kami mendapat ilmu dan motivasi baru untuk mengembangkan usaha di desa.”

Kehadiran PLN tak berhenti di transfer ilmu. Mereka memahami bahwa mimpi besar membutuhkan alat yang tepat. Bersamaan dengan pelatihan, diserahkanlah bantuan peralatan produksi yang menjadi "amunisi" baru bagi para pelaku UMKM.

Sebuah freezer kini siap menjaga kesegaran bahan baku, mesin sealer menjamin kemasan yang apik dan tahan lama, dan mesin spinner siap menghilangkan minyak berlebih agar produk lebih sehat dan awet. Peralatan masak dan pemanggang ikan modern ini bukan sekadar benda mati, melainkan investasi pada masa depan setiap keluarga di Tanjung Pandan.

Kepala Desa Baharudin menyebutnya sebagai "solusi nyata." Bantuan ini, katanya, adalah awal yang baik. "Kami percaya produk olahan dari desa kami bisa menjadi oleh-oleh khas yang dikenal luas," tambahnya, membayangkan produk desanya terpajang rapi di etalase toko.

General Manager PLN UIP Sumbagsel, Zaky Adikta, mengungkapkan filosofi yang mendasari program ini. Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN ini bukan hanya tentang listrik, tapi tentang kemitraan dan pembangunan masyarakat.

“Kami ingin memastikan bahwa kehadiran pembangunan infrastruktur kelistrikan membawa manfaat langsung bagi masyarakat sekitar. Kami ingin masyarakat pesisir tumbuh bersama dengan PLN untuk menjadi kuat dan mandiri secara ekonomi,” ujar Zaky.

Ia melihat Desa Tanjung Pandan bukan hanya sekadar lokasi, tetapi "pusat produk olahan unggulan daerah" di masa depan. Sentuhan inovasi dan dukungan peralatan modern ini diharapkan mampu mengubah hasil laut biasa menjadi produk bernilai tinggi yang sesungguhnya menopang ekonomi masyarakat pesisir.

Kini, di Tanjung Pandan, semangat baru telah menyala. Para UMKM pesisir yang tadinya hanya mengandalkan hasil tangkapan harian, kini telah bertransformasi menjadi pelaku usaha yang produktif dan inovatif.

Mereka telah menerima lebih dari sekadar bantuan; mereka telah menerima kekuatan untuk berdiri sendiri, memanfaatkan kekayaan laut mereka dengan cara yang lebih bermartabat. Aroma ikan asap dan abon yang mereka olah kini adalah wangi harapan, menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara BUMN dan masyarakat lokal mampu melahirkan kemandirian ekonomi dari tepi samudra.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan