Industri Karet Terancam, Workshop IRRDB–IRRI di Palembang Serukan Riset Kolaboratif dan Hilirisasi Produk

Penyerahan cinderamata yang di serakan oleh Dr. Tjahjono Herawan (SEVP RIS PT RPN) kepada pemateri dan poto bersama Alex K. Edy ( Ketua Umum GAPKINDO), DR. Kuruvilla Jacob (IRRDB Fellow), Dato' Seri Dr. Abdul Aziz S.A. Kadir, Dr. Jacob Mathew(Rubber Resea-Salamun/Radar Palembang -
BACA JUGA:Semarak HUT RI ke-80, Puslit Karet Sembawa Gelar Donor Darah untuk Sesama
"Kenapa kita sebagai produsen karet modern yang terbesar nomor dua masih membiarkan impor barang jadi karet, kenapa kita tidak buat sendiri, untuk membuat pabrik ban crimrubber itu mungkin cuma 20% nya, kenapa kita tidak bisa bikin harus bikin di luar kalau kita masih import, sudah berkali-kali kita sampaikan bahwa ini dibutuhkan oleh karena itulah hilirisasi mutlak harus dipikirkan," harap Alek.
Dorongan Hilirisasi: Jangan Lagi Ekspor Bahan Mentah
Sebagai solusi, Gapkindo mendorong agar Indonesia tak lagi mengekspor karet mentah. “Karet Indonesia harus diolah menjadi produk jadi seperti ban mobil, bukan lagi bahan mentah,” ujar Alex. Langkah ini diyakini dapat mengangkat harga, membuka lapangan kerja baru, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen utama karet dunia.
Riset dan Kolaborasi Jadi Kunci
Dalam sambutannya, Tjahjono Herawan, perwakilan PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat riset kolaboratif dan inovasi berkelanjutan.
Workshop secara resmi dibuka oleh Secretary General IRRDB, yang menyerukan pentingnya “shared solutions for shared challenges” dalam menghadapi ancaman global, seperti penyakit daun karet, penurunan produktivitas, dan fluktuasi harga.
BACA JUGA:Penyadap Karet Sukses Menjadi Prajurit TNI AD
Selama forum, peserta membahas berbagai solusi strategis: Teknologi pengendalian penyakit daun terpadu, Pengembangan varietas tahan penyakit, Budidaya adaptif berbasis sirkular ekonomi dan Pemanfaatan bahan organik untuk pemupukan alami
Puncak kegiatan ditandai dengan kunjungan lapangan ke Kebun Musilandas PTPN I Regional 7 Banyuasin untuk melihat langsung praktik pengendalian penyakit dan pengelolaan kebun berkelanjutan berbasis riset nasional.
Hasil Akhir: Komitmen Aksi Bersama
Melalui kegiatan ini, IRRDB dan IRRI sepakat menyusun rencana tindak lanjut jangka panjang untuk memperkuat ketahanan dan daya saing industri karet alam global, terutama di tengah gempuran karet sintetis dan perubahan iklim.
Riset, hilirisasi, dan kolaborasi lintas negara kini menjadi kata kunci agar Indonesia khususnya Sumatera Selatan tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam sektor karet dunia.