Bulog Sub Drive Lahat Stop Beli Gabah Petani

Bulog dikabarkan telah menghentikan pembelian gabah petani. Kabar tersebut memicu kegelisahan terutama di kalangan petani yang masih memiliki stok gabah.--

LAHAT, KORANRADAR.ID - Untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani serta menjaga ketahanan pangan nasional, dan menstabilkan harga gabah di tingkat petani mendukung program pemerintah Bulog menyerap gabah para petani.

Saat ini, Bulog dikabarkan telah menghentikan pembelian gabah petani. Kabar tersebut memicu kegelisahan terutama di kalangan petani yang masih memiliki stok gabah.

Menanggapi perihal tersebut, Wakil Bupati Lahat Widia Ningsih meminta masyarakat, terutama para petani yang memiliki stok gabah, untuk bersabar. Pemerintah daerah berharap, Bulog kondisi ini segera stabil, sehingga petani tidak menunggu waktu lama untuk menjualkan gabah hasil panennya.

“Tujuan dari penyerapan gabah ini, karena Presiden RI, Prabowo Subianto ingin membasmi para tengkulak. Penyetopan ini mungkin karena arahan pusat, kita berharap kondisi ini secepatnya diselesaikan,” ujar Widia Ningsih, ketika sidak ke Gudang Bulog Lahat, di Desa Manggul, Kota Lahat, kemarin.

Selain menyinggung terkait penyerapan gabah, ketika di gudang Bulog Lahat, Wakil Bupati Lahat meminta penyaluran beras SPHP sampai ke kecamatan dan daerah pelosok, sehingga masyarakat tak perlu lagi ke pasar untuk dapatkan beras SPHP. ”Beras SPHP ini cukup bagus, karena dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga,” ucap Wabup Lahat.

Sementara Kepala Cabang Perum Bulog Lahat Julkhaidar Romadhon, Asisten Manajer Supply Chain dan Pelayanan Publik Nidal mengakui, saat ini penyerapan gabah distop sementara, sesuai arahan pusat.

Dikarenakan saat ini stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), sudah memenuhi target pemerintah pusat. Diprediksi kedepan penyerapan gabah petani tetap akan berlanjut, hanya saja menunggu arahan dan skema yang harus dilakukan.

“Bulog saat ini sedang surplus target. Untuk penyerapan gabah, kita menunggu petunjuk pusat dahulu. Apakah nanti masih menggunakan dana dari pemerintah atau menggunakan skema komersial,” jawabnya.

Terkait penyaluran beras SPHP, ke masyarakat sekitar 200 ton perbulan. dengan kondisi packing yang aman dan sesuai timbangan. “Jika ada beras yang cacat, rusak atau timbangan kurang, itu bisa di retur. Namun kita pastikan, untuk timbangan akan sesuai, tidak akan berkurang,” ucapnya. (man)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan