Tambi Pengurus Harian Vihara Prajna Shanti Palembang
PALEMBANG, KORAN RADAR. ID – Rumah abu di Vihara Prajna Shanti ramai dikunjungi umat Buddha dalam rangka peringatan bulan 7 penanggalan lunar. Kunjungan ini merupakan bagian dari tradisi pujabakti atau sembahyang Ulambana untuk para leluhur.
Berdasarkan pantauan Radar Palembang pada Sabtu (6/9/2025) atau tanggal 15 bulan 7 penanggalan lunar, vihara yang terletak di Jalan Lebak Sebatok, Ilir Timur III, Palembang ini dipadati umat sejak pagi hingga sore hari.
Menurut Tambi, pengurus harian Vihara Prajna Shanti, keramaian ini sudah berlangsung sejak tanggal 2 Minggu lalu. "Ini adalah kegiatan rutin umat Buddha setiap bulan 7 penanggalan lunar. Mereka berziarah ke rumah abu untuk sembahyang dan berbakti kepada orang tua atau leluhur yang sudah meninggal," jelasnya.
BACA JUGA:Klenteng Marga Yap Palembang Gelar sembahyang leluhur
BACA JUGA:Ritual Akbar Cap Seng Khokun: 19 Klenteng Bersatu, Palembang Berdoa
Tambi menambahkan, rumah abu di vihara ini menyimpan abu lebih dari 500 leluhur. Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa area tersebut selalu ramai dikunjungi keluarga setiap tahunnya. Selain bulan 7 penanggalan lunar, Tambi menyebutkan bahwa rumah abu juga ramai saat perayaan Ceng Beng dan Imlek.
Lebih lanjut, Tambi juga menceritakan sejarah peringatan Hari Ulambana. Tradisi ini berawal dari kisah seorang murid Buddha Gautama yang ingin menolong ibunya yang berada di alam rendah. Namun, segala upayanya tidak membuahkan hasil. Setelah meminta bantuan kepada Buddha Gautama, sang murid menyadari bahwa bakti seorang anak saja tidak cukup. Dibutuhkan berderma kepada sangha (komunitas biksu) untuk membantu mengangkat leluhur ke alam yang lebih baik.
"Kisah ini menjadi bukti bahwa berderma kepada sangha bisa membantu orang tua, leluhur, dan kerabat yang sudah meninggal agar diangkat ke alam manusia. Tradisi inilah yang terus dilakukan umat hingga sekarang," tutupnya.