Lebih dari Sekadar Kue! Menguak Rahasia & Makna Festival Kue Bulan, Perayaan Terbesar Kedua Tionghoa

Senin 14 Jul 2025 - 22:48 WIB
Reporter : Asif Ardiansyah
Editor : Asif Ardiansyah

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Setiap tahun, masyarakat Tionghoa bersiap menyambut perayaan besar kedua setelah Imlek, yaitu Festival Kue Bulan atau Zhong Qiu Jie. Tahun ini, Festival Kue Bulan jatuh pada Jumat, 29 September 2023, tepat pada tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek. Lebih dari sekadar makan kue, festival ini sarat akan makna dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.

Meski zaman terus berubah, ada beberapa tradisi inti yang tetap lestari, baik dalam perayaan tradisional maupun modern. Dirangkum dari berbagai sumber, inilah tradisi khas Festival Kue Bulan yang patut kamu tahu:

1. Menikmati Kue Bulan: Lambang Reuni dan Keutuhan Keluarga

Tak lengkap rasanya merayakan Festival Kue Bulan tanpa kehadiran Kue Bulan. Bentuknya yang bulat sempurna melambangkan kembali berkumpulnya keluarga besar dan keutuhan. Kue ini akan dipotong sesuai jumlah anggota keluarga, lalu dibagikan sebagai simbol reuni.

Dahulu, masyarakat Tionghoa sering membuat sendiri kue bulan dari tepung terigu dengan rasa manis. Namun kini, banyak toko kue yang menawarkan Kue Bulan dengan beragam bentuk, ukuran, dan rasa, memudahkan kita untuk menikmati tradisi ini.

BACA JUGA:Ribuan Umat Padati Kelenteng Peh Hun Teng Palembang Rayakan HUT Dewi Kwan Im

2. Mengagumi Keindahan Bulan Purnama: Momen Kedamaian dan Nostalgia

Festival Kue Bulan adalah saat di mana bulan purnama bersinar paling terang dan penuh. Keindahan cahaya rembulan ini diyakini membawa kedamaian dan kebahagiaan. Oleh karena itu, memandang bulan purnama saat merayakan festival ini menjadi momen reuni keluarga yang penuh sukacita.

Ada kalanya, memandangi bulan purnama juga mengingatkan pada kebersamaan keluarga atau kampung halaman. Untuk mendapatkan pemandangan terbaik, masyarakat Tionghoa biasanya mencari tempat yang lebih tinggi seperti balkon, teras atas, atau area terbuka. Berkumpul, menikmati makan malam, dan memandangi bulan purnama adalah kenangan tak terlupakan dari Festival Kue Bulan.

3. Sembahyang Dewi Bulan: Bentuk Syukur Atas Limpahan Rezeki

Tradisi penting lainnya adalah sembahyang Dewi Bulan. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk doa dan ungkapan syukur atas limpahan rezeki dan berkah yang telah diberikan. Sembahyang ini melibatkan berbagai ritual, mulai dari meletakkan kue bulan dan buah-buahan di altar yang menghadap bulan, hingga melantunkan tembang untuk memuliakan Dewi Bulan.

4. Makan Bersama Keluarga: Mengikat Tali Silaturahmi

Sebagai momen kebahagiaan, Festival Kue Bulan menjadi kesempatan emas untuk berkumpul dan makan bersama keluarga besar yang mungkin jarang bertemu. Secara tradisi, keluarga yang masih memiliki orang tua akan memasak hidangan istimewa di rumah.

BACA JUGA:TAK TERDUGA! Kelenteng Gie Hap Bio Berusia 3 Abad Rayakan HUT Dewi Kwan Im, Doa Serentak Bikin Merinding!

Mereka yang merantau atau berada jauh akan berusaha pulang dan berkumpul bersama keluarga di malam Festival Kue Bulan. Meski demikian, kini ada juga pilihan untuk makan bersama di restoran atau hotel yang sering menawarkan promo khusus untuk perayaan ini.

5. Berbagi Hadiah dan Ucapan: Ekspresi Kebahagiaan dan Persaudaraan

Momen penting lain yang menjadi tradisi di malam Festival Kue Bulan adalah berbagi hadiah dan mengucapkan selamat. Memberi bingkisan atau ucapan selamat adalah lambang dari berbagi kebahagiaan dan cara untuk terus menjalin tali persaudaraan serta silaturahmi antar sesama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kategori :