Setelah PKT melarang latihan spiritual Falun Gong pada 20 Juli 1999, ribuan orang pergi ke Beijing untuk mengajukan petisi, dan Liu juga pergi. Setelah itu, petugas polisi menerobos masuk ke tempat kerjanya dan secara paksa memborgol dan menculiknya untuk diinterogasi sebelum melemparkannya ke kamp kerja paksa di mana dia menjalani “pendidikan ulang”, atau metode pencucian otak, dari tahun 2000 hingga 2003. Penahanan Liu secara teknis ilegal, bahkan di bawah hukum PKT sekalipun, dan pada tahun 2004 dia akhirnya dibebaskan.
BACA JUGA:Pusdiklat Maha Sasana Kirti Palembang Gelar Baksos Pembagian Paket Imlek
Seni yang menyembuhkan
Liu berkata bahwa setelah dibebaskan, dia lantas menceburkan diri ke dalam bidang kreasi artistik seperti ikan yang membutuhkan air.
Misi utamanya, seperti sejak 20 Juli 1999, adalah menyebarkan kebenaran tentang penganiayaan Falun Gong di tengah propaganda rezim yang gencar. Tetapi setiap jam yang dia miliki, dia mendedikasikan dirinya pada seni kaligrafi, dan dia menciptakan ribuan karya.
Meskipun Liu mendengar desas-desus aneh yang menyebar tentang dirinya: bahwa ketenaran- nya sebagai seniman telah anjlok ketika dia mulai berlatih spiritual, bahwa dia tidak diakui oleh orang tuanya, atau bahwa dia akan bunuh diri.
Tak satu pun dari ini benar, tetapi alih-alih membantah gosip secara lisan, Liu mengadakan pameran kaligrafi pada tahun 2007.
Terlepas dari kontroversi, atau mungkin dikarenakan hal tersebut, pameran tetap dipadati pengunjung yang mengagumi karya Liu, dan mengatakan kepadanya betapa berbedanya dengan pameran lain yang pernah mereka lihat. (eb/nit)