Asal Usul Seni Kaligrafi Tiongkok

--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID -  AWAL mula Seni Kaligrafi Tiongkok tidak dapat lepas dari sejarah penemuan tinta, kertas dan kuas untuk yang pertama kali di dunia di temukan oleh bangsa Tiongkok, bangsa tertua di dunia. Tercatat dalam sejarah, adalah peradaban Tiongkok yang menyumbangkan kertas bagi Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero negeri Tiongkok pada tahun 101 Masehi.

 

Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa Tiongkok ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.

Seni Menulis Aksara Tiongkok (Hanzi)

Kaligrafi, merupakan tehnik menulis indah karakter Hanzi (Aksara Tionghoa) dengan menggunakan tinta yang dituangkan dalam media tulis. Kuas, tinta, kertas, dan bak tinta diperlukan untuk dapat melakukan seni lukis indah ini. Kaligrafi Tiongkok adalah salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Tiongkok dan merupakan salah satu jenis kaligrafi yang tertua dalam sejarah peradaban manusia.

Kata-kata yang terkandung dalam seni kaligrafi Tiongkok ini sarat akan filosofi, doa, maupun cerita rakyat. Kaligrafi Tiongkok tidak sama sekali mengandung representasi budaya atau agama tertentu. Kaligrafi sama seperti lukisan, yang menjadi sarana untuk menuangkan perasaan, pendapat, dan pandangan orang yang membuatnya. Pendapat tersebut yakni merupakan pandangan terhadap kehidupan, alam, sosial, dan masyarakat. Orang yang dapat menuliskan kaligrafi adalah orang memiliki rasa keindahan dan keseimbangan. Seni kaligrafi Tiongkok mengizinkan orang-orang untuk menunjukkan kebebasan imajinasi dan kemampuan artistik yang tergambar pada setiap goresan kuas.

Kaligrafi Tiongkok pertama kali muncul pada masa Dinasti Shang. Namun baru berkembang pada Dinasti Han. Pada akhir Dinasti Han karakter Hanzi memulai era baru, yakni penulisan karakter sebagai seni. Kaligrafi sangat diperlukan sebagai bagian penting dari kekayaan intelektual di Tiongkok. Pada era Konfusius (479-551 SM) kaligrafi merupakan satu bagian penting dari intelektual. Tulisan Tionghoa pertama kali diciptakan pada jaman Kaisar Kuning (Huang Di) oleh tokoh yang bernama Cang Jie. Pada masa perkembangannya, sebelum ada kertas, tulisan kaligrafi Tiongkok dituliskan diatas kain sutra, potongan bilah bambu, ukiran batu, di cangkang kura-kura atau potongan tulang yang dikenal sebagai piktograf.

Perkembangan Seni Kaligrafi Tiongkok (Shu Fa)

Rakyat Dinasti Shang (1600 – 1100 SM) sudah menggunakan tinta untuk menulis di cangkang kemudian diletakkan diatas api. Legenda menyebutkan bahwa batang tinta pertama dibuat oleh seorang yang bernama Xing Yi pada masa dinasti Zhou Barat (1100 – 770 SM), dimana pada masa itu batang tinta dibuat dari arang pinus yang ditumbuk halus kemudian dijadikan bubur dan dibuat menjadi batangan, dan untuk

Penggunaan batangan tinta digosokkan pada batu tinta dicampur sedikit air untuk mendapatkan tinta cair. Dalam perkembangannya tinta batangan yang terbuat dari arang pinus, kemudian dari arang damar dan pernis, dan untuk kepraktisannya, dibuatlah tinta cair yang dibotolkan.

Seiring dengan perkembangan tinta, di masa yang sama, Dinasti Zhou Barat (1100 – 770 SM) kuas sudah digunakan untuk melukis ukiran gerabah dan tulisan pada cangkang dan tulang. Selama masa dinasti Zhou Timur (770 – 256 SM), orang sudah biasa menulis pada bilah bambu dengan menggunakan kuas. Kuas terdiri dari ujung yang berbulu terbuat dari bulu-bulu hewan, seperti kelinci, ayam, kuda dll serta batang kuas yang terbuat dari bambu, gading, tanduk, giok dll.

Awalnya penemuan kertas pada zaman dulu dimaksudkan untuk membuat pakaian musim dingin. Orang memasak kepompong ulat sutra dalam air, setelah itu direndam dalam air dan digulingkan di tikar bambu. Ini akan mengubah kepompong menjadi gumpalan sutra untuk pembuatan kain. Gumpalan sutra akan meninggalkan lapisan tipis berupa serat kain pada tikar bambu dan menjadi bahan untuk media tulis.

Pada masa Dinasti Han Timur (25 – 220 M) seorang pejabat bernama Cai Lun mencampur kulit batang pohon, rami, fragmen kain dan jaring ikan menjadi satu untuk menghasilkan kertas yang bermutu tinggi, kertas ini putih dan dibuat untuk menulis lebih mudah. 

Dan setelah itu, kertas Tionghoa mulai menyebar ketempat-tempat lain di senatero penjuru dunia :

• Korea dan Vietnam pada abad ke 4
• Jepang dan Arab pada abad ke 7
• Mesir pada abad ke 10
• Maroko pada abad ke 11
• Eropa dan Afrika pada abad ke 12 sampai 16
• Benua Amerika pada abad ke 17

 

Penemuan  Tinta dan Batu Tinta

Sejarah tinta Tiongkok dapat ditelusuri kembali ke abad ke-12 SM, dengan pemanfaatan tanaman alami (pewarna tanaman), hewan, dan tinta mineral berdasarkan materi seperti grafit yang tanah dengan air dan diaplikasikan dengan kuas tinta. Bukti untuk tinta Tiongkok paling awal, mirip dengan inksticks modern, adalah sekitar 256 SM.

Batu tinta pertama kali digunakan bersamaan dengan kuas dan tinta. Dalam sebuah mausoleum (bangunan monumen makam yang dapat dianggap sebagai salah satu jenis makam) yang berumur 5.000 tahun lebih, arkeolog menemukan batu tinta terletak di sebelah seorang manusia primitif, bahkan ada tutup batu dan penumbuk batu di lubang batu tinta. Selain itu juga ditemukan beberapa batang tinta dan lima cangkir keramik. Barang-barang ini berbentuk satu set keramik lengkap.

“Kaligrafi orang Tiongkok dianggap sebagai seni kata, suatu bentuk tarian garis, musik tanpa suara dan gambar tanpa warna, maka kaligrafi juga disebut tarian tinta”

Jenis-jenis gaya tulisan, diantaranya Gaya Segel, gaya berlari, reguler, pejabat dan berjalan. Setiap gaya memiliki ciri-ciri yang unik.

Zhuanshu (gaya segel) : Bentuk huruf panjang, bundar dan menunjukkan keindahan guratan melengkung.

Xingshu (gaya berjalan) : Ini adalah gaya paling umum dalam kaligrafi. Ini perpaduan antara Kaishu dan Caoshu. Tulisan Wang Xizhi dari dinasti Jin Timur dianggap sebagai wakil tipikal karya Xingshu.

Kaishu (gaya reguler) : Gaya paling sering dilihat dalam kaligrafi, huruf-hurufnya persegi dan teratur, guratannya penuh dan indah. Gaya ini mencapai kejayaannya selama Dinasti Tang dimana tiga ahli kaligrafi kaishu hidup, Yan Zhengqing, Liu Gongquan, Ouyang Xun.

Lishu (gaya pejabat) : Hurufnya datar dan menampilkan keindahan garis persegi.

Caoshu (gaya berlari) : Menampilkan keindahan garis dengan garis menari yang penuh kehidupan dan semangat. Ini adalah gaya terbaik untuk pengungkapan perasaan dan kepribadian si ahli kaligrafi. Zhang Xu dan Huai Su dari dinasti Tang sangat terkenal untuk gaya ini. (tio)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan