Karhutla Mengintai, Bupati Muba Serukan Kesiapsiagaan Maksimal

Bupati HM Toha, didampingi kepala OPD, Kapolres Muba AKBP God Parlasro Sinaga, dan Dandim 0401 Muba Letkol Kav Fredy Christoma Pramono Putra, mengikuti Rapat Monitoring Situasi Terkini Penanganan Karhutla secara virtual dari Ruang Rapat Guest House Griya --
SEKAYU, KORANRADAR.ID - Menghadapi potensi lonjakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat puncak musim kemarau, Bupati Muba HM Toha bersama Kepala OPD dan Forkopimda mengambil langkah cepat.
Senin 28 Juli 2025 di ruang rapat Griya Bumi Serasan Sekate, Bupati HM Toha, didampingi kepala OPD, Kapolres Muba AKBP God Parlasro Sinaga, dan Dandim 0401Muba Letkol Kav Fredy Christoma Pramono Putra, antusias mengikuti Rapat Monitoring Situasi Terkini Penanganan Karhutla secara virtual dari Ruang Rapat Guest House Griya Bumi Serasan Sekate.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni ini juga dihadiri Kepala BNPB Letjen Dr. Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, serta unsur TNI dan Polri. Fokus utama pembahasan adalah antisipasi puncak kemarau pada Juli–Agustus yang berpotensi meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan di berbagai daerah.
Dalam arahannya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menggarisbawahi bahwa penanganan Karhutla menunjukkan progres signifikan berkat koordinasi lintas sektor yang semakin solid. “Kita adalah bangsa pembelajar. Kunci keberhasilan ini adalah keberanian menurunkan ego sektoral, memperkuat kolaborasi pusat dan daerah, serta sinergi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran, edukasi publik, serta kesiapsiagaan sejak dini dengan status siaga darurat. “Wilayah-wilayah dengan risiko tinggi harus segera menetapkan status siaga darurat, terutama memasuki 10 hari pertama Agustus,” tegas Raja Juli.
Senada, Kepala BNPB Letjen Suharyanto menambahkan bahwa sinergi berbagai pihak telah berdampak nyata dalam menekan luas lahan terbakar. Ia menyebutkan bahwa BNPB telah mengerahkan dukungan udara, satgas darat, dan operasi modifikasi cuaca (OMC) di daerah rawan seperti Sumsel, Riau, dan Jambi. “Penanganan harus berbasis prediktif, preventif, dan responsif. Status siaga darurat harus diputuskan dengan cepat agar intervensi lapangan bisa optimal,” katanya.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan bahwa dinamika cuaca yang cepat berubah harus disikapi dengan kewaspadaan tinggi. “BMKG terus memantau dan menyampaikan informasi cuaca serta hotspot secara berkala. Ini menjadi dasar bagi pemda dalam pengambilan keputusan strategis di lapangan,” tandasnya.
Di sela rapat tersebut, Bupati Muba HM Toha menegaskan, kesiapan Kabupaten Muba untuk terus bersinergi dan meningkatkan respons cepat terhadap potensi Karhutla di wilayahnya.
“Muba tidak hanya siap bersinergi secara administratif, tetapi juga siap secara taktis di lapangan. Kami terus memperkuat patroli terpadu, peran masyarakat, serta kesiapsiagaan satgas dan perangkat desa di wilayah rawan. Tidak ada kompromi untuk pelaku pembakaran liar, dan kita akan terus dorong edukasi berkelanjutan kepada warga,” tegas Bupati Toha.
Ia juga menyebutkan bahwa Pemkab Muba telah berkoordinasi dengan TNI/Polri dan instansi terkait dalam menetapkan langkah-langkah strategis menghadapi musim kemarau. “Kami berkomitmen melindungi hutan dan lahan kita demi masa depan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pencegahan lebih baik daripada pemadaman,” tandasnya. (ace)