Peringatkan Pertempuran 5 Hari 5 Malam di Palembang Diwarnai Pawai dan Treatrikal

Senin 01 Jan 2024 - 23:10 WIB
Reporter : ZARKASIH
Editor : asifardiansyah

“ Kita juga minta maaf cuma secuil  yang bisa kita berikan , tahun ini baru setahun sekali oleh kami, bahkan  setahun mungkin cuma dua kali di 17 Agustus , hari ini bisa juga hari pahlawan cuma acara-acara ceremonial yang kemudian mereka tidak tahu siapa veteran-veteran yang ada disini, tidak pernah di acara diundang apabila gubernurnya baru, yang ada kalau ingat 17 Agustus  dan hari Pahlawan saja,” katanya.

Kedepan menurutnya veteran-veteran ini harus bisa disantuni , karena para veteran ini banyak yang tidak mampu.

“ Kedepan Insya Allah mudah-mudahan momen ini menjadi silaturahmi kita dan bersama-sama bisa bersinergi , bisa mempererat diri menjadikan Palembang ini kota yang berbasis  sejarah dan budaya  sehingga kedepan semua kegiatan –kegiatan yang ada disini  mempunyai narasi-narasi yang akan menarik wisatawan  yang akan dikemudian hari,” katanya.

Sedangkan Ketua Panitia Vebri  Al Lintani, mengatakan, hari ini pihaknya bergotong royong dan bersama-sama untuk mengingat kembali Pertempuran 5 Hari 5 Malam.

“ Ada yang menyumbang makanan, ada yang menyumbang tenaga , ada yang menyumbang uang dan sebagainya  sehingga  kegiatan pada hari ini bisa  kita wujudkan sampai tanggal 5 Januari 2024 nanti,” katanya.Dan dalam kegiatan kali ini menurutnya terkumpul dana Rp24 juta dari berbagai komunitas dan pribadi-pribadi yang menyumbang secara sukarela.

“ Artinya kata kata pertempuran atau kalimat  pertempuran 5 Hari 5 Malam itu mengingatkan kita pada suasana waktu itu , mengingatkan kita pada kecintaan kepada Republik Indonesia ini, semangat itulah yang saya pahami dari bapak-bapak dan ibu-ibu penyumbang dan juga yang hadir pada hari ini  dengan sukarela,” katanya.

Targetnya menurut Vebri kegiatan ini bisa berjalan seperti pada tahun-tahun sebelumnya .

“Menurutnya Vebri, kedepan kegiatan ini akan dibuat seperti karnaval kendaraan dan orang dimana jauh hari di garap hadiahnya  , dimana dia terinspirasi dengan karnaval bregodo (Brigadir) di Yogyakarta dengan mengkreasi barisan-barisan tentara dengan ragam kreativitas baik pakaian dan berbagai berbaris.

“ Mudah-mudahan ini bisa menjadi rutin , agenda rutin dan di peringati dan menjadi agenda wisata kita, jadi setiap tanggal 1 Januari orang ke Palembang untuk melihat  karnaval ini,” katanya.

Vebri  mengaku pihaknya tadinya kegiatan ini bisa di hadiri Pangdam II Sriwijaya, Pj Gubernur Sumsel,  Pj Walikota Palembang dan Kapolda Sumsel langsung.

“ Tahun ini 2023 sejak November November saya sudah buat surat Ke Gubernur Sumsel, Kodam II Sriwijaya,   Polda Sumsel dan Walikota Palembang, satu bulan  kemudian saya ketemu pak Darmawan, saya katakan kalau surat kita belum ada respon kecuali dari pihak  Gubernur, memang  ada yang telepon mau berapa orang yang beraudiensi selebihnya tidak, dari Kapolda juga ada telpon beberapa orang selebihnya belum, nah saya tidak paham apakah kalimat Pertempuran 5 Hari 5 Malam itu tidak menyentuh perasaan bapak Kodam atau bapak mengurus surat itu atau bagaimana  saya tidak paham, yang saya rasakan betul kalimat Pertempuran 5 Hari 5 Malam  itu “tersentuh” oleh rakyat, “tersentuh” oleh masyarakat Palembang tetapi para pemimpin sepertinya belumnya atau suara kita belum sampai kesana, saya tidak paham,” kata Vebri yang juga seorang seniman Palembang .

Dia berharap tahun depan pihaknya masih berharap ada kehadiran Gubernur Sumsel, Pangdam II Sriwijaya, Kapolda Sumsel , Walikota Palembang dan pihak lain yang berkompeten dan berwenang .

“ Kalau bicara dalam memperingati menurut undang-undang kewajiban itu ada pada pemerintah bukan pada rakyat, tetapi hari ini masyarakat merasa wajib melakukan ini, tapi kami tetap husnudzon dengan Pemerintah Provinsi, Gubernur, Pangdam II Sriwijaya, dan Kapolda seharusnya orang-orang berkompeten disana bisa menyampaikan kepada bapak –bapak pemimpin kita itu ,” katanya.

Selama ini menurut Vebri, Pertempuran  5 Hari 5 Malam semalam ini tenggelam dan tidak pernah di peringati padahal perang seperti 10 November di Surabaya di peringati terus  dan perang di Semarang di peringati.

Menurut Vebri Pertempuran 5 Hari 5 Malam  yang terjadi dari tanggal 1 sampai 5 Januari 1947 di Palembang berdasarkan  catatan Palang Merah Internasional  menelan korban sebanyak 2000 sampai 3.500 orang meninggal akibat pertempuran tersebut. Jumlah korban jiwa tersebut dinilai wajar karena Belanda menyerang seluruh wilayah kota Palembang baik dari darat, laut (sungai Musi) dan dari udara.

“ Kalau kita tidak peringati ini seolah-olah Sumsel tidak punya andil terhadap kemerdekaan  Indonesia, seolah-olah kita tidak mau mensosialisasikan kepada generasi berikutnya bahwa ada peristiwa besar untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di kota Palembang ini, semuanya seperti senyap selama ini, nah tiga tahun kita mulai , dengan semangat gotong royong lagi, kita tidak minta itu pemerintah sendiri yang mengerjakan baik provinsi dan kita tapi semangat,  jadi tidak harus gubernur memberikan dana, tidak harus Kodam memberikan dana tapi fasilitas –fasilitas lain yang sama –sama kita dukung bersama dengan modal dasar kegotong royongan masyarakat mudah-mudahan kedepaan bisa lebih sukses lagi

Kategori :