Bupati Muba Ajak Masyarakat Lanjutkan Perjuangan dengan Semangat dan Pengabdian

PAHLAWAN: Bupati Muba HM Toha Tohet bersama para veteran di peringatan Hari Pahlawan di halaman Pendopoan Bumi Serasan Sekate.--

SEKAYU, KORANRADAR.ID - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan ke-80 Tahun 2025 di halaman Pendopoan Griya Bumi Serasan Sekate, Senin 10 November 2025. 

Upacara diikuti secara langsung oleh Bupati Muba HM Toha Tohet, Wakil Bupati Muba Abdur Rohman Husen, unsur Forkopimda Kabupaten Muba, kepala perangkat daerah Muba serta sejumlah undangan lainnya. Pada kesempatan ini turut dibacakan pesan-pesan para pahlawan Indonesia untuk mengingat dan meneladani kembali semangat juang para pahlawan. Pesan yang disampaikan pahlawan ini tentunya sangat berarti bagi para penerus bangsa.

Bertindak sebagai inspektur upacara Bupati Muba HM Toha Tohet, saat membacakan Amanat Menteri Sosial RI Saifullah "Hari ini, di bawah langit Indonesia yang merdeka, kita menundukkan kepala penuh hormat mengenang para pahlawan bangsa. Mereka bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, melainkan cahaya yang menerangi jalan kita hingga hari ini," tuturnya.

Para Pahlawan mengajarkan kepada bahwa kemerdekaan tidak jatuh dari langit. Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan. Karenanya, ada tiga hal yang dapat di teladani dari para pahlawan bangsa. 

“Pertama, kesabaran para pahlawan. Mereka sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan. Mereka tetap bersabar meski menghadapi perbedaan pandangan dan jalan perjuangan. Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, karena mereka tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, tetapi ditempa oleh waktu dan keikhlasan,” ujarnya.

Kedua, semangat untuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya. Setelah kemerdekaan diraih, para pahlawan tidak berebut jabatan, tidak menuntut balasan, tidak mengincar apa yang ditinggalkan  penjajah. Mereka justru kembali ke rakyat, mengajar, membangun, menanam, dan melanjutkan pengabdian. Di situlah letak kehormatan sejati bukan pada posisi yang dimiliki, tetapi pada manfaat yang ditinggalkan.

Ketiga, pandangan jauh ke depan. Para pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai dan menjadikan perjuangan ini sebagai bagian dari ibadah, darah dan air mata mereka adalah doa yang tak pernah padam. Menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan.

Ini adalah modal besar bagi generasi kita saat ini. Semangat perjuangan yang pantang menyerah, adalah kekuatan bagi kita dan generasi mendatang untuk meneruskan cita-cita para pahlawan yang selama ini telah ditunaikan.

"Mari kita bersyukur dan berjanji bahwa kemerdekaan ini tidak akan sia-sia. Kita akan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita, bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan melayani lebih tulus. Sebagaimana para pahlawan telah memberikan segalanya untuk Indonesia, maka kini giliran kita menjaga agar api perjuangan itu tidak pernah padam. Dengan bekerja, bergerak dan berdampak," tandasnya. (ace)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan