“Solidaritas yang dibangun ibu-ibu melalui kumpulan akan menjadi daya tahan menghadapi berbagai kondisi. Bayangkan bila perilaku unggul ini diterapkan oleh seluruh perempuan di pelosok negeri, maka akan lahir perempuan hebat yang membawa perubahan besar,” ungkapnya.
Menurut Ainul, kabar bahagia keberangkatan umrah sengaja diumumkan lebih awal agar para nasabah dapat mempersiapkan diri. “Setelah ibu-ibu duduk bersama di rumah untuk kumpulan, Insya Allah nanti duduk bersama juga di depan Ka’bah,” tutupnya.
Dari ruang kumpulan sederhana di pelosok desa, ibu-ibu nasabah BTPN Syariah belajar arti disiplin, keberanian, kerja keras, dan solidaritas. Siapa sangka, kebiasaan kecil yang mereka rawat setiap dua minggu sekali kini membuahkan mimpi besar: duduk bersama di depan Ka’bah, memanjatkan doa di Tanah Suci.
Perjalanan mereka adalah bukti bahwa perubahan dimulai dari langkah kecil namun konsisten. BTPN Syariah tidak hanya hadir sebagai bank, tetapi sebagai sahabat yang menuntun masyarakat inklusi untuk berdaya, bermimpi, dan akhirnya meraih apa yang dulu dianggap mustahil.
BACA JUGA:Ngobras BTPN Syariah Sinergi Bersama Awak Media
Kini, enam perempuan sederhana dari Sukarami menjadi saksi bahwa dengan semangat BDKS, tak ada mimpi yang terlalu jauh. Dari desa ke Tanah Suci, dari kumpulan sederhana menuju perjalanan spiritual yang agung semua berawal dari keyakinan bahwa setiap ibu berhak memiliki kesempatan yang sama untuk mewujudkan impiannya.