PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Paslon Capres-cawapres 2024 manakah yang dianggap mampu menyelesaikan atau mewujudkan 3 isu penting bidang prekonomian di Indonesia.
Pemilihan Presiden akan dilakukan pada tahun 2024, maka dari itu masyarakat Indonesia membutuhkan Presiden yang ideal untuk kemajuan Perekonomian Indonesia.
Tidak akan lama lagi dilakukannya masa kampanye pemilihan Presiden periode 2024 hingga 2028 dan sudah ada tiga kandidat presiden yang akan berkompetisi untuk ikut serta dalam pesta demokrasi.
Oleh sebab itu masyarakat Indonesia tentunya membutuhkan figur Presiden ideal untuk Indonesia dari sisi kebijakan ekonomi dan keuangan.
Maka figur presiden yang ideal selanjutnya untuk tahun 2024 yang dibutuhkan Indonesia ialah yang mampu menyelesaiakan atau mewujudkan 3 isu penting perekonomian Indonesia saat ini
1. Mewujudkan Hilirisasi Industri di Indonesia
Hilirisasi sendiri merupakan industri yang tidak hanya menjual bahan mentah saja namun juga mengolah bahan mentah tersebut menjadi bahan jadi atau bahan setengah jadi.
BACA JUGA:Menakar Seberapa Realistis Janji Kampanye Capres 2024 Untuk Diwujudkan
Aspek ini sangat krusial untuk menjadi fondasi ekonomi , karena jika dilihat perbedaan antara negara maju dengan negara berkembang yang masih belum Makmur terdapat satu ciri khasnya negara maju yaitu mereka dapat mengolah bahan mentah menjadi produk siap pakai.
Dimana produk tersebut akan dijual dengan harga yang stabil dan margin untungnya juga akan besar. Sementara negara miskin dan berkembang mereka hanya dapat menjual bahan mentah saja dengan harga yang tidak stabil dan margin untungnya juga kecil.
Jika suatu negara ingin menjadi negara yang maju maka salah satu syarat utamanya harus mampu untuk mengolah produk mentah menjadi produk yang siap pakai agar dapat dijual dengan harga yang mahal dan juga stabil.
Kondisi Indonesia dari data ekspor Tahun 2022 terdapat tiga komoditas dengan nilai ekspor tertinggi yaitu masih ditempati oleh komoditas bahan mentah seperti bahan bakar mineral yaitu batuara, minyak hewani dan nabati.
Kemudian besi dan baja yang mencakup 42,75 persen ekspor Indonesia , selebihnya keseluruhan ekspor Bahar mentah dari total Ekspor di dominasi hingga 58 persen.
Sementara ekspor barang yang sudah diolah dan memiliki nilai tambah tinggi hanya sekitar 16,36 persen saja.
BACA JUGA:KPK Akan Undang Para Paslon Capres Adu Gagasan Soal Pemberantasan Korupsi