Indonesia masih sangat banyak menjual komoditas mentah yang harga jualnya murah dan margin untung yang tipis serta juga tidak stabil.
Negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Cina dan Eropa memiliki ekspor yang didominasi oleh barang siap pakai, yang membuat margin untung negara tersebut tinggi dan patokan harganya juga ditentukan sendiri.
Sementara negara miskin dan berkembang yang hanya mengandalkan untuk menjual bahan mentah banyak yang berakhir menjadi negara yang bangkrut dan mengalami krisis ekonomi contohnya seperti negara Venezuela yang terlalu bergantung dengan menjuala minyak mentah.
Kemudian seperti negara Nauru yang hanya bisa menjual fosfat mentah, negara berkembang lainnya yang susah untuk makmur karena hanya menjual bahan mentah adalah Nigeria menjual minyak bumi mentah, Kongo mengjual tembaga mentah, dan Irak menjual minyak bumi mentah.
Itulah mengapa presiden Indonesia selanjutnya harus mempunyai visi bagaimana caranya agar Indonesia memiliki kemampuan untuk mengolah sumber daya SDA Indonesia yang sangat berlimpah mulai dari hasil bumi, hasil pertanian, dan hasil laut.
2. Prioritas Untuk Mengalokasikan Anggaran Uang Negara
Penyelenggaraan negara membutuhkan uang yang sangat banyak setiap tahunnya, mulai dari pembangunan infrastruktur kemudian untuk berbagai program pemerintah lainnya.
BACA JUGA:Capres Ganjar Pranowo Nginap Di Rumah Warga
Pengeluaran ini dirancang dalam APBN yang jumlahnya akan terus naik setiap tahun. Dan pada tahun 2023 angkanya sudah mencapai Rp3000 triliun.
Sementara untuk memenuhi Rp 3000 triliun negara mempunyai tiga sumber pendapatan yaitu dari pajak, penerimaan bukan pajak dan dari hutang baik itu hutang dalam negeri ataupun utang luar Negeri.
Semua lembaga negara pasti butuh uang mulai dari kementerian pendidikan, kesehatan, pembangunan, kepolisian, pertahanan, Perhubungan, olahraga, pariwisata, dan lain sebagainya.
Tentunya seorang presiden yang ideal harus mepunyai visi, kebijaksanaan, mempunyai dasar pertimbangan yang panjang untuk menentukan prioritas anggaran negara harus difokuskan atau diutamakan kemana, namun ada proporsi yang harus difokuskan juga.
Jika melihat situasi Indonesia saat ini, presiden Indonesia selanjutnya yang ideal harus dapat memprioritaskan anggaran untuk program-program yang mempunyai dampak nyata terhadap ekonomi kerakyatan dalam jangka panjang.
Apabila suatu negara mengutamakan program yang memiliki nilai dan manfaat dalam jangka panjang maka jika program tersebut dijalankan maka akan mempunyai efek ekonomi kerakyatan di daerah sekitarnya.
BACA JUGA:Apindo: Diharapkan Jadi Panduan Capres
Karena ekonomi rakyat merupakan pondasi dasar dalam bermasyarakat, jika misalnya masyarakat dimudahkan untuk berdagang, mencari uang dan juga berkreasi di daerahnya masing-masing maka secara tidak langsung akan ada banyak aspek lain yang juga ikut terangkat.