Pemberian Nama Tionghoa pada Anak

Kamis 14 Dec 2023 - 20:56 WIB
Editor : Swan

ILMU Fengshui ternyata tidak dipakai hanya untuk rumah atau bangunan saja, tetapi bisa juga dipakai untuk membuat nama pada anak (sejak bayi). Tujuan pembuatan nama anak berdasarkan Fengshui dengan harapan agar anaknya kelak bisa menjadi orang yang kaya rezeki, jadi orang terkenal, jadi pejabat, jadi artis, dan sebagainya. Banyak teknik atau cara dalam pemberian nama Fengshui anak, di antaranya :

1. Untuk nama karakter Hanzi juga ada hitungan unsur-nya. Misalnya kalau unsur lahirnya kekurangan/lemah di unsur Kayu, maka dicarikan nama yang berunsur Kayu agar bisa seimbang. Untuk nama karakter Hanzi juga harus lebih dari 30 coretan/goresan (tradisional).

2. Tanggal lahir dan jam lahir anak dicarikan unsurnya. Kalau sudah ketemu, misalnya unsurnya adalah udara, maka bisa pakai nama ‘Bayu’; nama ‘Bayu’ berarti angin. Kalau angin berarti unsurnya udara, atau dicarikan unsur lain yang berkaitan terhadap udara.

3. Pemberian nama berdasarkan silsilah keluarga. Tapi di jaman modern sekarang, rasanya sudah jarang yang memakai nama dari silsilah keluarga yang seperti ini. Yang penting arti namanya bagus saja. Contohnya seperti ini :

– Misalnya nama kung-Kung saya Tjong Nyi Chai (dalam bahasa hakka/khek)

– Terus nama papa saya Tjong Ik Sin (juga dalam bahasa khek)

– Terus nama saya Tjong Se Wie (juga dalam bahasa khek)

– Lalu sudara kandung papa saya yang laki pakainya Tjong Ik … (siapa gitu)

– Lalu saya dan adik laki-laki pakainya Tjong Se Wie terus Tjong Se Yung (misalnya)

– Setelah itu, nama anak laki-laki saya pakai kembar 2 huruf, misalnya Tjong Jing … (siapa gitu)

– Silsilah nama itu sudah disusun dari nenek moyang. (‘Ik’ dan ‘Se’ nya konon sudah diatur dari nenek moyang)

Nama berdasarkan silsilah ini biasanya berasal dari kata-kata syair. Seperti pada contoh diatas, nama-nama ‘Tjong Nyi Chai’, Tjong Ik Sin’, dan ‘Tjong Se Wie’ mungkin menggunakan syair yang bunyinya ‘Nyi Ik Se’. Jadi jika sudah sampai di akhir syair (‘Se’), maka akan kembali ke kata yang pertama (‘Nyi).

Nama silsilah ini biasanya sudah di atur sampai ke generasi terbawah (cucu/cicit) oleh nenek moyang. Oleh karena orang-orang Tionghoa masuk ke Indonesia kebanyakan sekitar pada abad ke 16-19, generasi saat ini bisa dibilang “lost generation” akibat gerakan anti China pada tahun 1965 dan diskriminasi terhadap kaum Tinghoa 1998.

Sebetulnya urutan silsilah keluarga ini hampir hilang, karena terkena tekanan akibat kejadian diatas, banyak orang Tionghoa yang akhirnya “membuang” nama Tionghoanya. Jadi bersyukur bagi keturunan Tionghoa yang saat ini masih sempat masuk di urutan silsilah generasi keluarga.

Meski sekarang penggunaan nama Tionghoa mulai berkurang di masyarakat, tetapi setidaknya tetap dipakai di lingkungan keluarga. Karena biar bagaimanapun itulah darah yang mengalir di tubuh kita. Beruntung setelah era Gusdur, banyak perkumpulan-perkumpulan marga Tionghoa (berbentuk paguyuban sosial atau yayasan) yang berdiri.

Tags :
Kategori :

Terkait