Budidaya Ikan Patin di Sungai Gerong Hasilkan 100 Ribu Ton Per Tahun
Geliat budidaya ikan lokal ini didukung penuh PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju melalui program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Belida Musi Lestari.--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan mempunyai potensi sektor perikanan yang besar. Keberhasilan dalam budidaya ikan patin dan capaian produksi di atas 100 ribu ton dalam tiga tahun terakhir membuat daerah ini menjadi perhatian pemerintah pusat.
Berdasarkan data produksi ikan patin di Banyuasin pada 2021 mencapai 101 ribu ton, pada 2022 meningkat menjadi 103 ribu ton, dan pada 2023 menjadi 104 ribu ton.
Saat ini, Kabupaten Banyuasin menduduki peringkat kedua sebagai penghasil ikan patin terbesar di Sumatera Selatan (Sumsel). Sementara, Kementerian Kelautan & Perikanan telah menetapkan Sumsel sebagai provinsi dengan kontribusi tertinggi dalam produksi ikan patin di tingkat nasional. Jumat, 4 Oktober 2024
Geliat budidaya ikan lokal ini didukung penuh oleh PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju melalui program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Belida Musi Lestari. Area Manager Communication, Relations & CSR RU III, Siti Rachmi Indahsari mengungkapkan, Kilang Pertamina Plaju terpanggil untuk hadir sebagai solusi perikanan di Kabupaten Banyuasin.
Kilang Sungai Gerong, yang dibangun pada 1926, kini termasuk dalam wilayah Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin. Pertamina, kata Rachmi, memiliki visi keberlanjutan jangka panjang, yang tidak hanya fokus pada laju bisnis, namun juga merangkul komunitas lokal untuk sama-sama maju.
"Kilang Pertamina Plaju dengan demikian, secara jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para pembudidaya ikan lokal, sekaligus mendukung budidaya yang lebih berkelanjutan," kata Rachmi.
Pokdakan Barokah, didirikan sejak tahun 2018, dan didorong sejak 2022 melalui Program Belida Musi Lestari. Awalnya, pokdakan ini cuma berfokus pada budidaya lele, dan beranggotakan 10 orang.
Kemudian, menyusul pada 2024, Kilang Pertamina Plaju turut mendorong didirikannya Pokdakan Tunas Makmur beranggotakan 12 orang. Aktivitas dua Pokdakan ini terpantau masih berkontribusi pada pemenuhan permintaan patin di Sumatera Selatan.
Sebagai contoh, 3 September 2024 lalu, Sukamto, ketua Pokdakan Barokah, telah memanen 25 kg ikan patin dari kolam tanahnya, dan dijual dengan harga Rp18.000/kg. Sebelumnya (27/8), Pokdakan Tunas Makmur Desa Sungai Gerong memanen 80 kg patin dengan harga yang sama.
Untuk itu, dibutuhkan kebijakan, langkah dan upaya serius dari berbagai pihak untuk menjaga potensi besar Banyuasin dalam sektor perikanan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin, Dr. Septi Fitri mengatakan, 80 persen bentang alam Banyuasin merupakan daerah perairan. Ia baru-baru ini meninjau Kawasan Perikanan Terintegrasi di Kecamatan Banyuasin I, tepatnya di Desa Sungai Gerong.
Menurutnya, kawasan perikanan ini adalah sesuatu yang baru dan pertama di Banyuasin, bahkan Sumsel. Apalagi, proses budidaya di kawasan ini terintegrasi secara end-to-end dari hulu ke hilir, dari pembenihan, pemrosesan, hingga penjualan.
Tak hanya ikan patin, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Sungai Gerong juga membudidayakan berbagai jenis ikan, baik ikan konsumsi seperti gurame, nila, lele, dan gabus, maupun ikan lokal khas wilayah Sumsel seperti sepat, betok, tembakang dan jelawat.” Jelasnya.