Hal-hal Penting Tentang Festival Ceng Beng
Cheng Beng disebut juga sebagai hari bersih-bersih makam atau hari ziarah kubur dalam bahasa Indonesia.--
Pada hari Cengbeng, orang biasanya memberikan penghormatan kepada nenek moyang mereka dengan membakar dupa dan ‘uang kertas’ di makam leluhur mereka.
Masyarakat mengenang dan menunjukkan rasa hormat kepada leluhur dengan mengunjungi makam, mempersembahkan sajian berupa makanan, teh, anggur, membakar dupa, kertas perak dan emas (sebagai lambang uang), dan sebagainya.
Mereka menyapu makam agar bersih, menyiangi rumput liar, menambahkan tanah baru yang masih segar, menancapkan dahan daun pada makam, membakar dupa dan uang-uangan kertas.
Mereka memanjatkan doa di depan batu nisan (墓碑; Mubei, Hokkian : Bongpay), memohon agar keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan berkah.
Namun, kini adat istiadat ini lambat laun telah jauh lebih disederhanakan, terutama di kota besar yang umumnya terkena pengaruh barat, dimana hanya karangan bunga saja yang dipersembahkan kepada anggota keluarga yang telah meninggal.
2. Meletakkan Dahan Daun pada Pagar
Selama Festival Qingming (Ceng Beng), masyarakat menggunakan potongan dahan daun dan meletakkannya pada pagar dan pintu depan rumah. Diyakini bahwa tradisi ini dapat menangkal arwah jahat yang gentayangan selama Cheng Beng.
Bahwa dahan dianggap memiliki kekuatan magis terutama berasal dari pengaruh ajaran Buddha. Dalam gambar2 klasik seringkali terlihat Dewi Welas Asih Guanyin sedang duduk bersila sambil memegang sebuah vas berisi air dan dahan daun di dalamnya.
Dewi Guanyin menggunakan air dan daun untuk mengusir hantu. Menurut catatan sejarah, terdapat pepatah kuno yang mengatakan “Letakkan dahan daun pada pagar, hantu akan keluar menjauh dari dalam rumah”.
3. Melakukan Perjalanan di Musim Semi
Qingming disebut pula dengan Festival Taqing. Taqing (踏青; tapak hijau) berarti bertamasya di musim semi, dimana masyarakat keluar dari rumah untuk menikmati keindahan mekarnya musim semi.
Biasanya perayaan ini jatuh tidak lama sebelum segala sesuatu bersemi berubah warna menjadi hijau di belahan utara, dan masuk pada musim berseminya bunga di belahan selatan.
Pada saat masyarakat menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah, seiring dengan mulai menghangatnya cuaca, inilah pertanda awal datangnya musim semi.