Langkah Kemenag Wujudkan Asta Cita: Dari Jaga Kerukunan untuk Pembangunan hingga Sejahterakan Guru
Poto bersama memperingati setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka menjadi momentum penting bagi Kemenag menghadirkan wajah kehidupan beragama yang lebih inklusif, produktif, dan menyejahterakan.--
Untuk memperkuat ketahanan keluarga, **lebih dari 17 ribu pasangan nikah** diberi bimbingan keluarga lintas agama.
> “Inilah makna dakwah sosial. Agama hadir bukan hanya di rumah ibadah, tapi juga di ruang publik: berbagi makanan, menjaga kesehatan, dan memperkuat keluarga,” ungkap Menag.
#### **Menyejahterakan Guru dan Pendidik**
Salah satu langkah monumental adalah kenaikan **tunjangan profesi guru non-PNS** dari Rp1,5 juta menjadi **Rp2 juta per bulan**—kenaikan pertama dalam sejarah pendidikan agama di Indonesia.
Sebanyak **206.325 guru** telah mengikuti **Pendidikan Profesi Guru (PPG)**, meningkat 700% dibanding tahun sebelumnya. Di tingkat perguruan tinggi, **lebih dari 5.000 dosen keagamaan** juga mengikuti PPG tahun 2025.
> “Guru dan dosen adalah ruh pendidikan. Ketika mereka sejahtera, pendidikan agama akan bermartabat, dan bangsa akan berkarakter,” tegas Menag.
Selain itu, Kemenag menyalurkan **156.581 beasiswa KIP Kuliah**, **6.453 Beasiswa Indonesia Bangkit**, serta **2.270 Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB)**. Bahkan, **329 mahasiswa Orang Asli Papua (OAP)** turut menerima dukungan beasiswa.
Kemenag juga mencetak sejarah dengan mendirikan **Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Negeri (SETIAKIN)** di Bangka Belitung — simbol nyata kehadiran negara bagi seluruh umat beragama.
Ekonomi Umat dan Ekoteologi
Mengusung semangat Asta Citapoin kedua tentang ekonomi hijau dan kemandirian umat, Kemenag terus mengembangkan 37 Kampung Zakat, 29 inkubasi wakaf produktif, serta 10 Kota Wakaf di berbagai provinsi.
Lebih dari 105 ribu sertifikat tanah wakaf telah diterbitkan, dan 40 hektare Hutan Wakaf digulirkan untuk memadukan ekonomi dan ekoteologi.
Kemenag juga menggagas Lembaga Pengelola Dana Umat (LPDU) sebagai lembaga modern pengelola zakat, infak, sedekah, dan wakaf secara profesional.
Dalam semangat hijau, Kemenag menanam lebih dari satu juta pohon, membangun 13 KUA berbasis green building, serta menerbitkan buku “Tafsir Ayat-Ayat Ekologi” sebagai dasar gerakan ekoteologi nasional.
Membumikan Nilai Keagamaan
Menutup refleksi, Menag Nasaruddin Umar menegaskan bahwa keberhasilan Kemenag bukan hanya diukur dari capaian program, tetapi dari nilai-nilai agama yang hidup di tengah masyarakat.