RAUP MILIARAN! Prancis Borong Paha Kodok dari Sumsel

Komoditas ekspor dari Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menorehkan prestasi gemilang. Berkat kekayaan alamnya, Sumsel berhasil mengirimkan 32,06 ton paha kodok ke Prancis, negara yang dikenal sangat menggemari hidangan kuliner unik ini. Ekspor ini difasil--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID -Komoditas ekspor dari Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menorehkan prestasi gemilang. Berkat kekayaan alamnya, Sumsel berhasil mengirimkan 32,06 ton paha kodok ke Prancis, negara yang dikenal sangat menggemari hidangan kuliner unik ini. Ekspor ini difasilitasi oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan (Karantina Sumsel), di bawah naungan Badan Karantina Indonesia (Barantin).
Ekspor paha kodok rawa ini tidak hanya fantastis dari segi volume, tapi juga nilai ekonominya, yang mencapai Rp5,24 miliar. Sebelum dikirim, Karantina Sumsel memastikan setiap paha kodok memenuhi standar kesehatan dan kelengkapan dokumen yang ketat.
Menjaga Kualitas dan Mendorong Ekonomi Lokal
Kepala Karantina Sumatera Selatan, Sri Endah Ekandari, menegaskan bahwa keberhasilan ekspor ini adalah bukti nyata komitmen pemerintah dan pelaku usaha dalam menjaga kualitas produk demi menembus pasar global.
"Kami sangat mendukung upaya pelaku usaha untuk memasuki pasar ekspor. Melalui tindakan karantina yang ketat, kami pastikan setiap produk yang dikirim adalah yang terbaik dan sesuai dengan persyaratan internasional," ujar Sri Endah.
BACA JUGA:BANDARA SMB II GO INTERNASIONAL! Sumsel Siap Mendunia, Karantina Siaga!
Selain itu, ekspor paha kodok ini juga membawa dampak positif bagi masyarakat lokal. Aktivitas ini menjadi mata pencaharian alternatif bagi para penangkap kodok di pedesaan, sejalan dengan arahan Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, untuk menggerakkan perekonomian daerah. Praktik ini juga mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Lonjakan Signifikan dalam Volume Ekspor
Data menunjukkan adanya peningkatan ekspor paha kodok yang luar biasa dari Sumsel. Pada tahun 2023, volume ekspor tercatat sebesar 17,08 ton. Angka ini melonjak tajam hingga 86,4 ton sepanjang tahun 2024—sebuah peningkatan signifikan sebesar 405,85%. Karantina Sumsel berkomitmen untuk terus mendorong akselerasi ekspor komoditas unggulan lainnya dari Sumatera Selatan.
Standar Kualitas Internasional dan Keamanan Pangan
Paha kodok rawa, yang banyak ditemukan di lahan basah dan persawahan Sumsel, diolah di fasilitas yang telah memenuhi standar keamanan pangan. Proses pengolahan ini diawasi ketat oleh eksportir yang memiliki sertifikasi resmi dan menerapkan sistem Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP).
BACA JUGA:Bandara SMB II Kembali Mendunia! Karantina & Angkasa Pura Perkuat Penjagaan Biosekuriti
Sistem HACCP ini memastikan bahwa seluruh tahapan produksi, mulai dari penerimaan bahan baku, pemrosesan, hingga pengemasan, terjaga dari potensi bahaya dan aman untuk dikonsumsi. Standar ini krusial, terutama untuk menembus pasar Uni Eropa, termasuk Prancis, yang dikenal sangat ketat dalam hal keamanan pangan.
Teknisi Pengendali Hama dan Penyakit Ikan Karantina Sumsel melakukan serangkaian pemeriksaan cermat, mulai dari pengecekan fisik, pengawasan tempat pengolahan, hingga verifikasi dokumen, untuk memastikan kelancaran dan mutu ekspor.