Merajut Warna, Menyulam Kreativitas: Semangat PWP Kilang Pertamina Plaju dalam Batik Jumputan

Perkumpulan Wanita Patra (PWP) Kilang Pertamina Plaju berkumpul "Kreasi Batik Jumputan Teknik Tie Dye dengan Teknologi Pewarnaan Sintetis", mengekspresikan diri dalam warna dan pola yang khas. Dengan slogan "Cantik, Unik, Kreatif".--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Suasana Balai Ria Komperta Plaju pada Senin, 21 Juli 2025, penuh warna dan semangat. Ratusan perempuan dari Perkumpulan Wanita Patra (PWP) Kilang Pertamina Plaju berkumpul untuk menuangkan ide kreatif mereka dalam bentuk kain batik jumputan.
Mengusung tema "Kreasi Batik Jumputan Teknik Tie Dye dengan Teknologi Pewarnaan Sintetis", kegiatan ini tidak hanya mengajarkan dasar-dasar teknik jumputan, tetapi juga memberi ruang bagi peserta untuk mengekspresikan diri melalui ragam pola dan warna. Mengangkat slogan "Cantik, Unik, Kreatif", acara ini diikuti 110 peserta, mulai dari anggota PWP, pengurus hingga ketua bidang.
Kegiatan diawali dengan penjelasan mengenai prosedur keselamatan dan evakuasi. Suasana kemudian berubah menjadi hangat dan penuh keceriaan, menunjukkan bahwa pembelajaran bisa berjalan selaras dengan kegembiraan. Ketua PWP Wilayah RU III Plaju, Acil Hermawan, menekankan bahwa acara ini bukan sekadar pelatihan teknis, namun juga sebagai ruang pemberdayaan perempuan.
“Kami ingin para anggota tak hanya mendampingi suami, tetapi juga menjadi pribadi yang aktif belajar, berdaya, dan mampu menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing,” ucap Acil. Dengan menggandeng pelaku usaha lokal, Batiq Colet, kegiatan ini menjadi bukti harmonisasi antara pelestarian budaya dan pemanfaatan teknologi pewarnaan modern.
Lebih dari sekadar melahirkan karya, kegiatan ini membuktikan bahwa semangat perempuan mampu mendorong perubahan besar, dimulai dari satu lembar kain hingga membawa dampak sosial yang luas.
“Setelah memahami dasar-dasarnya, ibu-ibu dapat mengembangkan motif batik jumputan sesuai kreasi masing-masing. Siapa tahu, ini menjadi cikal bakal usaha yang memberi manfaat bagi masyarakat,” tambahnya penuh harap.
Siti Badriah dari Batiq Colet dan tim memperkenalkan sejarah Batik Jumputan yang telah menjadi bagian dari warisan budaya Kota Palembang sejak zaman penjajahan Belanda, ketika kota ini menjadi pusat industri tekstil.
Batiq Colet sendiri merupakan usaha keluarga yang dirintis oleh Siti Badriah, anak perempuan tertua dalam keluarganya. Usaha yang bermula dari skala rumahan kini telah tumbuh dan menjangkau pasar luar kota.
Batik Jumputan dibuat dengan teknik tie dye atau ikat celup. Jenis kain yang digunakan pun beragam, asalkan tidak tinggi kandungan polyesternya, sehingga mampu menyerap warna dengan baik.
Peserta pun diajak mencoba langsung teknik pembuatan batik ini. Kain diikat dalam beberapa bagian mengikuti desain yang diinginkan, lalu dicelup ke larutan pewarna. Proses inilah yang menghasilkan motif khas yang dikenal sebagai "jumputan".
Keceriaan peserta terpancar sepanjang kegiatan. Mereka antusias saat mencelup kain ke dalam pewarna, penuh rasa penasaran menanti hasil akhir dari motif buatan mereka. Gelak tawa dan semangat membuat sesi pelatihan terasa menyenangkan dan membangun rasa percaya diri.
Sebagai penutup, karya para peserta dipamerkan secara spontan, memperlihatkan corak dan warna unik yang mencerminkan kepribadian serta kreativitas masing-masing. Bukan hanya hasil kain yang tertinggal, namun juga kenangan akan kebersamaan dan semangat untuk terus maju.
Dengan semangat yang tertuang dalam tiap simpul kain, kegiatan ini menjadi bukti peran penting perempuan dalam menghidupkan ranah sosial, budaya, dan ekonomi. Dari Plaju, warna-warna ini menyebar, membawa harapan dan menggerakkan perubahan.