Harga Bitcoin Sempat Terkoreksi ke Level $100.500, Analis Waspadai Potensi Penurunan Lebih Dalam

BITCOIN--
KORANRADAR.ID- Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan sinyal pelemahan meski masih diperdagangkan di atas level psikologis $100.000 atau sekitar Rp1,62 miliar (kurs Rp16.258).
Sejumlah analis mengkhawatirkan bahwa tren penurunan ini belum berakhir dan bahkan bisa mendorong harga BTC turun hingga $92.500 atau setara Rp1,5 miliar.
Saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin berada di sekitar $103,817 (Rp1,68 miliar), setelah sempat menyentuh level terendah mingguan di $100.500 (Rp1,63 miliar).
Penurunan ini terjadi di tengah tekanan jual dari investor jangka panjang (long-term holders/LTH), ketidakpastian geopolitik, serta meningkatnya volatilitas akibat perdebatan publik antara Presiden AS Donald Trump dan CEO Tesla, Elon Musk.
BACA JUGA:Perselisihan Trump vs Elon Musk Picu Guncangan Besar di Dunia Teknologi dan Kripto
Menurut laporan mingguan dari perusahaan analitik blockchain Glassnode, tekanan jual besar-besaran dari investor jangka panjang menjadi salah satu faktor utama turunnya harga Bitcoin.
Realisasi profit dari kelompok ini tercatat mencapai puncak $1,47 miliar (sekitar Rp23,9 triliun) per hari pada pekan lalu.
“Kelompok LTH, yang biasanya terdiri dari investor berkeyakinan tinggi, kini terlihat mengambil keuntungan dalam skala besar. Perilaku ini sering kali menandakan fase kematangan atau kelelahan dalam tren bullish,” tulis Glassnode sebagaiman dikutip dari FXStreet.com, Jumat (06/06/2025).
Rata-rata pergerakan 30 hari untuk profit terealisasi oleh LTH juga melonjak ke angka $1 miliar per hari, jauh melampaui investor jangka pendek (STH) yang hanya mencatatkan $320 juta per hari.
Level Kritis di $107.000 dan $103.000
Analis kripto Anup Ziddi menyoroti bahwa selama Bitcoin belum mampu menembus level resistance penting di $107.000 (Rp1,74 miliar), tren bearish kemungkinan masih akan berlanjut.
Level ini sebelumnya menjadi area kunci saat BTC mencoba mencetak rekor harga baru di atas $111.900 (Rp1,82 miliar), namun gagal dipertahankan.
“Jika harga terus bertahan di bawah $107.000, maka probabilitas koreksi lebih dalam akan meningkat. Target jangka pendek berikutnya adalah $103.500 (Rp1,68 miliar), lalu $102.500 (Rp1,67 miliar), dan terakhir $100.000 sebagai support utama,” jelas Ziddi.
Sinyal teknikal lain juga memperkuat narasi bearish. Seorang analis pasar mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan nilai (fair value gap) antara $105.600 dan $106.000.