Brazil Makin Ngotot Memburu Carlo Ancelotti

ANCELOTTI--

 

Harus diakui Argentina edisi ini memang lebih bagus, padu dan solid.

 

Bahkan fakta itu sangat menyakitkan bagi Brazil, mengingat skuad Brazil juga diisi pemain-pemain hebat bersama klub-klubnya, termasuk Vinicius Junior di Real Madrid dan Raphinha di Barcelona.

 

 

 

Brazil pragmatis

 

Brazil kini berpikir bahwa taktik tak lagi bagian terpenting, karena yang utama adalah mengelola pemain dan organisasi tim. DI departemen itulah Brazil melihat Ancelotti memiliki kelebihan, kendati pelatih ini memiliki kiblat sepak bola yang berbeda dari Brazil.

 

Jika Brazil dilekatkan pada sepak bola menyerang, maka Ancelotti merupakan pelatih pragmatis yang sering menekankan diri kepada pertahanan. Dia pragmatis dalam bertaktik, tergantung siapa lawan dan kemampuan atau sumber daya timnya sendiri.

 

Dalam kata lain, Ancelotti luwes dan adaptif. Inilah yang diinginkan Brazil saat ini. Selecao tak lagi menganggap "pertahanan terbaik adalah menyerang" karena mereka juga memikirkan pertahanan sehingga sulit dibobol lawan.

 

Ancelotti juga dibutuhkan Brazil karena memiliki hubungan baik dengan bintang-bintang Brazil seperti Vinicius Junior dan Rodrygo. Pribadinya yang tenang dan hangat, dianggap cocok menangani tim penuh tekanan seperti Brazil, yang bintang-bintangnya mungkin agak sulit dibentuk menjadi tim sesolid Argentina.

 

Tapi Ancelotti diyakini bisa membentuk tim Brazil yang solid, seperti dia lakukan kepada Real Madrid, AC Milan, Chelsea, Bayern Muenchen dan Paris Saint-Germain.

 

Ancelotti juga piawai menyulap talenta muda menjadi bintang besar, seperti Vinicius Junior, Rodrygo, dan Eder Militao. Ancelotti sendiri sepertinya melihat kesempatan melatih Brazil sebagai gerbang untuk makin menghebatkan predikatnya sebagai pelatih kelas dunia.

 

Tak ingin menunggu Ancelotti adalah satu-satunya pelatih yang meraih trofi juara liga di lima liga terhebat di Eropa.Almari pialanya penuh dengan trofi dari semua level kejuaraan, mulai trofi liga, sampai Liga Champions dan Piala Dunia Klub. Yang absen hanyalah Piala Dunia dan piala kontinental, karena Ancelotti memang tak pernah menangani timnas mana pun.

 

Hanya soal waktu Ancelotti akhirnya menangani Brazil. Masalahnya jika Ancelotti masih mau menunggu, Brazil sudah tak bisa menunggu. Brazil tak mau periode 1970-1994 ketika mereka melewati paceklik gelar juara dunia selama 24 tahun. Mereka terakhir kali menjuarai Piala Dunia pada 2002. Jika tahun depan gagal, maka Brazil bakal mengalami paceklik gelar juara Piala Dunia lebih lama dari periode 1970-1994.

 

Brazil pastinya tak mau menunggu selama itu. Oleh karena itu, kali ini mereka akan habis-habisan mendapatkan Ancelotti, paling tidak sebelum jeda internasional Juni nanti, ketika LaLiga menuntaskan kompetisi musim ini. Namun, sekalipun Madrid gagal menjuarai liga dan Copa del Rey, klub ini memiliki ambisi lain yang tak kalah seksi, yakni menjuarai Piala Dunia Klub 2025 yang untuk pertama kali diikuti oleh 32 tim dari enam konfederasi sepak bola.

 

Turnamen yang akan digelar di Amerika Serikat itu akan berlangsung selama satu bulan, dari 15 Juni sampai 13 Juli. Itu bisa berbarengan dengan jadwal pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026.

 

Bahkan fakta-fakta itu tak bisa membunuh angan Brazil bisa dilatih Ancelotti, apalagi mereka tahu Real Madrid intensif mendekati Xabi Alonso yang tengah melatih Bayer Leverkusen, agar bersiap jika mereka terpaksa memecat Ancelotti.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan