Ya Sui Qian, Uang Angpau Keberuntungan di Tahun Baru Imlek

Momen orang tua membagikan angpau kepada anak-cucunya pada saat Imlek.--
• Dinasti Han (202 SM – 220 M)
Uang keberuntungan yang tercatat dalam literatur pertama kali muncul pada masa Dinasti Han. Uang keberuntungan yang paling awal juga disebut “uang yang luar biasa”, atau “uang yang sangat kuat”.
Uang jenis ini bukan mata uang yang beredar di pasar, melainkan berupa barang penangkal berbentuk koin, yang dibuat khusus untuk dipakai sebagai hadiah.
Nominal angpau mengikuti (1) status dan (2) umur penerima.
Koin ini pertama kali muncul di masa Dinasti Han, dan beberapa koin memiliki ukiran kata-kata di bagian depan dengan berbagai kata keberuntungan, seperti “Hidup selama seribu tahun”, “Kedamaian di dunia”, atau “Hapus kejahatan dan hilangkan kejahatan”.
Ada berbagai pola, seperti pola naga dan burung phoenix, kura-kura dan ular, ikan, pedang, bintang, dan lain sebagainya.
• Dinasti Tang (608 – 907 M)
Ada kebiasaan “menghabiskan uang” selama tahun baru di masa Dinasti Tang. Tetapi dikatakan bahwa kebiasaan untuk bersembahyang di malam tahun baru hanya berlaku di lingkungan kekaisaran, dan belum populer di kalangan masyarakat.
• Dinasti Ming (1368 – 1644) dan Qing (1644 – 1911)
Sebagian besar uang keberuntungan diberikan kepada anak yang diikat dengan benang merah.
• Republik Tiongkok (1912 – 1949)
Para tetua membungkus 100 koin tembaga Wen (satuan mata uang kala itu) dengan kertas merah, sebagai uang keberuntungan untuk diberikan kepada anak, dengan arti “umur panjang dan umur seratus tahun”.
Setelah mata uang diubah menjadi uang kertas, para tetua suka menggunakan uang baru dengan angka yang berurutan (seperti 555, 888, 999, atau 789), sebagai uang keberuntungan.
1950-an
Sistem mata uang diubah, dan uang keberuntungan mulai diberikan dalam jumlah 5 sen atau 1 sen. Di masa ini, perlu untuk mengucapkan salam tahun baru untuk mendapatkannya.