BACA JUGA:Perayaan Ceng Beng di Palembang Resmi Ditutup
Kegiatan bakti sosial dilakukan baik pada saat normal maupun genting seperti dalam sebuah musibah atau bencana.
Meski warga keturunan Tionghoa, jiwa nasionalisme untuk menjaga persatuan dan kerukunan umat beragama telah tumbuh di jiwa Chandra Husein yang telah 10 tahun menjabat sebagai ketua Majelis Rohaniawan Tridharma Se Indonesia Komda Sumatera Selatan.
Peranannya sebagai ketua dalam melayani, menghargai serta saling tolong menolong dibuktikannya dalam pengabdiannya untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat dan negara.
Tak hanya di sektor agama, pariwisata dan sosial terus ditingkatkan dalam menjaga persatuan serta kerukunan umat beragama, sehingga kepemimpinan dalam merangkul pengurus lainnya untuk saling bahu membahu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
BACA JUGA:Hian Thian Siong Tee Dulunya Seorang Jenderal Perang
Benahi Tempat Ibadah
Dalam memberikan kenyaman umat untuk melakukan ibadah di kelenteng Dewi Kwan Im 10 Ulu Palembang, sejak era kepemimpinannya dirinya bersama pengurus lainnya, saling bantu membantu dalam meningkatkan pelayanan kepada umat.
Dulunya kawasan kelenteng ini terkenal akan merupakan kawasan kumuh lantaran merupakan tempat terkenal akan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).
Peranannya tak hanya disitu, program pemerintah untuk memperbaiki kawasan tersebut disambut pihaknya dengan membeli tanah di kawasan dijadikan area parkir serta juga turut membangun kawasan tersebut menjadi tempat bersih dan indah. Terlebih lagi saat perayaan hari Imlek, kawasan ini dipercantik dengan ribuan lampion.
Tak hanya di kawasan kelenteng Dewi Kwan Im, Chandra Husein bersama pengurus lainnya terus memberikan pelayan terbaik kepada umatnya untuk melakukan ritual ibadah seperti di Kelenteng Gie Hap Bio di Jalan Dr Wahidin yang akan direnovasi.
BACA JUGA:Kelenteng Marga Tan Palembang Rayakan HUT Dewa Hian Thian Siong Te
Selain memberikan pelayanan kepadanya umatnya, peranannya sebagai umat manusia untuk saling menghargai serta tolong menolong sesama umat beragama dibuktikan dengan membangun tempat ibadah Masjid Al Ghazali yang berada tak jauh dari kelenteng 10 Ulu
Dirinya bersama umat lainnya secara bersama-sama membangun masjid ini dulunya yang merupakan sebuah langgar digunakan umat muslim untuk beribadah.
Keinginan untuk membangun masjid ini tak lain untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta menjaga kerukunan antar umat beragama dan mengembangkan dan mewujudkan serta mengupayakan kerukunan tatanan kehidupan beragama yang dapat menciptakan terjalinnya kerukunan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang selaras dan harmonis di kalangan Umat Tridharma khususnya dan antar umat beragama di Indonesia pada umumnya.
"Kita membangun masjid itu 22 September 2007, dana membangun masjid merupakan sumbangan dari umat, tujuan kita tak lain agar kerukunan antar umat tetap terus terjalin selamanya," kata Chandra.