Walau berlokasi di kawasan Komperta Plaju, UCOllect Box terbuka untuk seluruh masyarakat Kota Palembang. Artinya, siapa pun yang memiliki minyak jelantah bisa menyetorkannya di titik ini. Program ini menjadikan pengelolaan jelantah bukan hanya tanggung jawab segelintir orang, melainkan gerakan kolektif masyarakat luas.
Selain menyelamatkan lingkungan, setiap liter jelantah juga bernilai ekonomi. Melalui UCOllect Box, masyarakat mendapat kompensasi sekitar Rp5.500 per liter. Nilai sederhana ini justru membawa makna besar: minyak yang sebelumnya berpotensi mencemari jutaan liter air, kini berubah menjadi komoditas berharga yang mendukung energi ramah lingkungan.
“Setetes jelantah yang terkumpul hari ini adalah setetes harapan bagi masa depan bumi yang lebih bersih,” ungkap salah seorang warga Plaju yang rutin menyetorkan minyak bekasnya.
# Sejalan dengan ESG dan SDGs
Inisiatif pengumpulan jelantah melalui UCOllect Box juga sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
* SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau): melalui SAF sebagai alternatif energi.
* SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab): lewat pengelolaan limbah berkelanjutan.
* SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim): dengan menekan emisi karbon.
* SDG 15 (Menjaga Ekosistem Darat): melalui pencegahan pencemaran tanah dan air.
* SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan): dengan menggandeng masyarakat, koperasi, dan mitra strategis.
# Langkah Kecil, Dampak Besar
Kilang Pertamina Plaju kini bukan hanya dikenal sebagai pengolah migas dan petrokimia, tetapi juga sebagai motor penggerak energi hijau di Sumatera. Dari ratusan liter jelantah yang terkumpul setiap bulan, lahirlah ekosistem baru energi berkelanjutan.
Setiap tetes minyak bekas gorengan yang dikumpulkan masyarakat bukan sekadar limbah yang diselamatkan dari pencemaran, tetapi bagian dari rantai energi bersih yang suatu hari menggerakkan pesawat terbang dengan emisi rendah.
Dari Komperta Plaju, lahir pesan inspiratif: “Transisi energi tidak selalu dimulai dari laboratorium canggih atau kilang besar. Kadang, ia berawal dari wajan sederhana di dapur rumah.”
Gerakan kecil ini membuktikan bahwa setetes jelantah mampu melahirkan sejuta harapan untuk bumi yang lebih sehat, udara yang lebih bersih, dan masa depan energi yang lebih berkelanjutan.