Ribuan Umat Buddha Rayakan Ulambana di Vihara Amurwa Bhumi, Lampung: Momen Pelimpahan Jasa untuk Leluhur

Ketua Vihara Amurwa Bhumi Lampung Biksu Dharmarakkhita Stavira atau biasa disapa Suhu Riki bersama biksu dari Sagin memimpin perayaan Ulambana--
para pengusaha Palembang yang hadir
PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Vihara Amurwa Bhumi Graha Lampung menjadi saksi bisu perayaan Hari Ulambana yang dihadiri ribuan umat Buddha. Perayaan ini merupakan tradisi tahunan yang memiliki makna mendalam: pelimpahan jasa kepada orang tua dan leluhur yang telah meninggal, dengan harapan mereka dapat terlahir kembali di alam yang bahagia.
Perayaan ini berawal dari kisah Mahamoggallana, salah satu murid utama Buddha Sakyamuni, yang berupaya menolong ibunya yang menderita di alam Preta (alam kelaparan). Kisah ini menjadi fondasi bagi tradisi Ulambana yang diperingati setiap bulan ketujuh penanggalan Lunar di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Makna dan Rangkaian Acara Ulambana di Vihara Amurwa Bhumi
Ketua Vihara Amurwa Bhumi Lampung, Biksu Dharmarakkhita Stavira (Suhu Riki), menjelaskan makna penting dari perayaan ini. "Dalam ajaran agama Buddha, Hari Ulambana adalah waktu yang tepat bagi umat untuk mendoakan para leluhur, orang tua, dan kerabat yang telah meninggal," ungkapnya.
Perayaan di Vihara Amurwa Bhumi dipimpin langsung oleh Ketua Vihara Amurwa Bhumi Lampung, Biksu Dharmarakkhita Stavira dan puluhan biksu dari Sangha Agung Indonesia (Sagin). Ribuan umat Buddha secara khusyuk mengikuti setiap rangkaian doa, melimpahkan pahala dan kebaikan agar para leluhur mendapatkan penerangan dan terlahir kembali di alam yang lebih baik.
BACA JUGA:Kelenteng Marga Ng KM 7 Palembang Gelar Ritual Ulambana, Doakan Para Leluhur
Sebelum perayaan, para bhiksu menjalani masa vassa untuk memperdalam ajaran Buddha. Setelah masa vassa selesai, mereka memasuki Hari Ulambana, momen penuh berkah untuk berdoa dan memberi persembahan. Umat juga meletakkan persembahan berupa makanan, minuman, dan buah-buahan di meja khusus sebagai bekal bagi para leluhur.
"Secara awam, Ulambana adalah simbol dan bukti bakti seorang anak kepada orang tua dan leluhur yang telah meninggal. Hal ini akan membawa karma baik bagi mereka yang berbakti," tambah Suhu Riki.
Uniknya, setelah doa dan pembacaan parita selesai, persembahan makanan yang ada di meja dibagikan kepada umat yang hadir. Momen ini terlihat meriah, di mana umat berebut mengambil makanan, menunjukkan semangat kebersamaan.
Daftar Tamu dan Kehadiran Pengusaha
Perayaan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh dan pengusaha terkemuka dari Palembang, di antaranya:
-
Herman Tjajtja, pengelola The Zury Hotel dan Transmart.
-
Pengusaha beras, Tike dan Yoke.