MUARA ENIM,KORANRADAR.ID - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memacu pembangunan Flyover Gelumbang di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Proyek strategis ini dibangun dengan tujuan utama mengatasi kemacetan parah dan menekan angka kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi akibat perlintasan sebidang kereta api di area tersebut. Flyover ini akan menjadi solusi untuk melancarkan arus lalu lintas di perlintasan sebidang Jalan Lintas Palembang-Prabumulih, tepatnya di KM 60. Ruas jalan ini merupakan jalur vital yang menghubungkan Batas Kabupaten Ogan Ilir/Kabupaten Muara Enim hingga Batas Kota Prabumulih. "Diharapkan pembangunan flyover ini juga dapat memperlancar mobilitas perekonomian masyarakat yang melewati jalan nasional," ujar Menteri PUPR Dody dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (20/7/2025). BACA JUGA:Muara Enim Komitmen Gelorakan Swasembada Pangan Pembangunan Flyover Gelumbang telah dimulai sejak 9 Desember 2024 dengan anggaran Rp93,3 miliar yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Hingga saat ini, progres konstruksi sudah mencapai 45,07% dan ditargetkan rampung pada Desember 2025. Flyover ini akan memiliki panjang total jembatan dan oprit sekitar 700 meter, dengan bentang utama 50 meter dan lebar jalur lalu lintas 17,20 meter. Desain ini dirancang khusus untuk menampung volume kendaraan yang besar, sekaligus memperlancar perjalanan di jalur yang sangat padat ini. Selain mengedepankan fungsi, pembangunan flyover ini juga memperhatikan aspek keindahan. Ornamen bangunan akan mengusung seni dan budaya lokal, sehingga diharapkan dapat mempercantik estetika Kabupaten Muara Enim. BACA JUGA:Bupati Edison Bahas Rencana Pembangunan Percantik Kota Muara Enim Setelah selesai pada Desember 2025, Flyover Gelumbang diharapkan dapat secara signifikan memperlancar konektivitas jalan nasional Palembang-Prabumulih yang menghubungkan Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim, dan Kota Prabumulih. Keberadaan flyover ini juga akan mengurangi antrean kendaraan yang selama ini sering terjadi akibat frekuensi kereta api yang melintas setiap 15 menit, memberikan dampak positif yang besar bagi mobilitas dan perekonomian masyarakat.
Kategori :