Kementan Ungkap PR Besar Sawit, Kakao, Kelapa: Peremajaan hingga Sertifikasi ISPO Jadi Prioritas

Sabtu 05 Jul 2025 - 07:25 WIB
Reporter : Asif Ardiansyah
Editor : Asif Ardiansyah

KORANRADAR.ID-Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Haris Darmawan menjelaskan bahwa sektor perkebunan merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, terutama dalam hal kontribusi terhadap ekspor nonmigas dan perolehan devisa negara. Komoditas seperti kelapa sawit, kakao, dan kelapa telah menjadi andalan Indonesia di pasar global.

Menurutnya tidak hanya menyumbang miliaran dolar devisa setiap tahunnya, sektor ini juga membuka lapangan kerja bagi jutaan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan petani, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Indonesia memiliki peran strategis dalam penyediaan bahan baku pangan, energi, dan industry global. Namun dibalik potensi besar itu, kita juga menghadapi hambatan dan tantangan,” ujarnya saat memberikan sambutan mewakili Menteri Pertanian dalam Evaluasi Tahunan Ilmiah Kinerja Agribisnis Perkebunan (ETIKAP) 2025 di Jakarta, pada pertengahan Juni 2025.

Kondisi kelapa sawit nasional  dalam kurun waktu tahun 2021 – 2024 luas areal kelapa sawit nasional cenderung tidak mengalami penambahan yaitu seluas 16,83 juta.

BACA JUGA:Produksi Sawit Nasional Melesat, GAPKI Pastikan Ekspor CPO Tak Terganggu Konflik

Hal ini sejalan dengan Inpres No. 8 Tahun 2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit, dimana pembangunan kelapa sawit lebih diarahkan kepada intensifikasi dan peremajaan.

Menurut Haris, Hambatan dan Tantangan dalam pengembangan kelapa sawit selain produktivitas yang masih rendah yakni rata-rata 3,8 ton/ha/ tahun namun masih memiliki potensi hingga 5-6 ton/ha/tahun.

Indikasi 3 juta ha sawit berada dalam kawasan hutan,  terdapat kebun sawit belum memiliki legalitas (SHM, HGU, STDB), dan masih masih tedapat Gangguan Usaha dan Konflik sehingga Harmonisasi PBS/PBN dgn perkebun rakyat menurunkan provitas dan di sektor hilir belum optimalnya pemanfaatan produk samping kelapa sawit.

BACA JUGA:Gapki -SPKS Jalin Kerjasama Dukung Penuh Pemberdayaan Petani Sawit

Selain Kelapa Sawit, komoditas  Kelapa dan kakao diperkirakan akan menghadapi tantangan besar sekaligus peluang besar. Sebagai dua komoditas utama yang mendukung perekonomian negara, perkebunan kakao dan kelapa memiliki peran strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan, meningkatkan ekspor, serta memberikan lapangan pekerjaan di daerah-daerah sentra perkebunan. Namun, untuk memastikan keduanya tetap berkembang di era yang penuh tantangan ini, inovasi dan strategi yang adaptif diperlukan.

Haris menjelaskan bahwa dalam upaya pengelolaan Industri perkebunan Indonesia yang berkelanjutan memerlukan sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil untuk memastikan keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Upaya ini melibatkan berbagai strategi seperti Peremajaan Tanaman dan Peningkatan Produktivitas, Hilirisasi dan Diversifikasi Produk, Sertifikasi dan Standar Keberlanjutan seperti sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan penggunaan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

 

Kategori :