Lebih Banyak Calon Lebih Banyak Pilihan Bagi Masyarakat Palembang
Editor: Swan
|
Jumat , 30 Aug 2024 - 19:06
Bagindo Togar pengamat politik Sumsel -Dokumen -
PALEMBANG,KORANRADAR.ID- Pasca keputusan MK tentang syarat pencalonan kepala daerah mestinya lebih banyak calon yang maju sehingga masyarakat ditawarkan banyak program oleh masing-masing pasangan calon, termasuk di Kota Palembang.
Dengan perolehan kursi masing-masing partai politik paling tidak bisa mengusung 5 pasangan.
"Paling tidak 5 pasangan calon yang maju sebagaimana komposisi perolehan partai politik di DPRD Palembang,"kata pengamat Politik Bagindo Togar kepada awak media, Jumat 30 Agustus 2024.
Itu yang mestinya, dilanjutkan Bagindo ditawarkan oleh Golkar dan PDI Perjuangan di Kota Palembang."Bukan justru mendukung kandidat lain, karena partai ini adalah partai besar dan memiliki kader potensial untuk dicalonkan,"kata dia
Menurut Bagindo, sementara unsur elite Golkar danPDIP dikota ini diposisikan sebagai pengusung alias penonton semata. Kemudian parpol non Parlemen lebih tidak berdaya untuk bersepakat mendorong paslonnya, padahal masih berpeluang. Padahal bila beberapa ketua parpol tersebut menyadari peran, keberadaan dan tanggung jawab sebagai pimpinan di parpol nya untuk maju sebagai Calon kepala daerah.
"Bukankah Kota yang berpenduduk sekitar 1,8 juta dengan dpt 1,25 jt yang tersebar dalam 18 kecamatan dan 107 kelurahan serta memiliki APBD Rp 4,9Triliun ini butuh pemimpin yang juga teruji secara politik, dimana sejatinya kepala daerah adalah jabatan politik bukan birokrasi,"ungkap dia.
Dilain sisi dikondisikan opini tingginya elektabilitas sang Calon walikota secara algoritma, sebagai alasan rasional dalam menetapkanya.
"Padahal survey elektabilitas dilakukan bukan dilakukan pada waktu yang tidak tepat atau tergolong masih lama dari jadwal pilkada. Artinya validitas nya masih diragukan,"urainya.
Begitu pula dengan Paslon Walikota Palembang yang lain, kompetensi, prestasi dan Performanya belum layak sebagai Paslon kepala Daaerah Kota Palembang sebagai "Ibukota" Provinsi yang cukup luas dan strategis posisi geografis dan SDAnya.
"Konsekuensi kota ini butuh Pemimpin Daerah atau Walikota yang mampu menempatkan Performa pembangunan program Infrastruktur, SDM dan Masyarakatnya tumbuh berkembang, kompetitif dan modern seperti ibukota ibukota provinsi lainnya di Indonesia ini. Bila deskripsi diatas menjadi preferensi, sepertinya publik kota ini menjadi skeptis dan pesimis bila Paslon A@ Walikota terpilih bersumber dari Tiga Paslon Walikota yang kelak ber kontestasi,"ungkap dia.
Dikarenakan hingga saat ini tak satupun dari Paslon itu yang mampu menyusun dan mempublikasi nya kepada para konstituen dikota ini. Relatif masih larut mengendors personifikasi mereka, serta program kerja yang akan dijalankan 5 kedepan, dengan gagasan yang muatannya nyaris tanpa unsur inovasi, kreatifitas dan terobosan guna mewujudkan tujuan sertaTampilan Pembangunan Perkotaan masa depan yang modern,terbuka, Partisipatif p lus "mengkoreksi" program pembangunan yang "sudah tak layak alias jadul"di gaungkan selama ini, misal..Kota Palembang yang bebas banjir, macet,sampah.
Juga pemberdayaan umkm, ketersediaan air bersih, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang prima.
Sebab itu ranah dan tugas utama para pejabat serta pegawai opd. Tanpa Paslon kepala Daerah birokrasi sebagai mesin lembaga pemerintahan akan selalu bergerak bekerja untuk melaksanakan nya
Disisi lain Mencermati konten komunikasi beragam kelompok masyarakat yang peduli politik dikota ini, sepertinya ketiga paslon itu bukan representasi Personifikasi tokoh ideal yang diharapkan warga kota ini.
Artinya, tidak menutup kemungkinan tingkat partisipasi pemilih cenderung rendah dan meningkat yang tidak menggunakan hsk pilih nya alias Golput.
Untuk itu kita warga kota ini dituntut untuk extra kritis mencermati para Paslon wako yang ada saat ini, baik dari sisi Intelektual, moral,emosional dandukungan relasi sosialnya.
Bila kita abai, lalai atau acuh perihal diatas Pembangunan 5 tahun kedepan yang jadi taruhannya.
Akhirnya, sekedar mengingatkan bukankah Pembangunan Kota ini mengalami Stagnansi selama 11 ini? Apa kita ingin mengalaminya lagi? untuk itu hindari untuk memilih Sosok Paslon yang sarat pencitraan serta acapkali memposisikan dirinya yang paling pantas dan mampu menjadi orang nomor Satu dikota ini.