Kelenteng Kwa Cheng Bio Gelar Sembahyang Rebutan
Sebagai bentuk bakti seorang anak terhadap orangtua dan leluhurnya di bulan ketujuh tahun lunar, Umat Buddha yang ada di Kelenteng Kwa Cheng Bio yang terletak di jalan Veteran Palembang menggelar sembahyang rebutan atau Ulambana --
San San Koordinator Locu dan Pipi anggota locu
PALEMBANG, KORANRADAR.ID Sebagai bentuk bakti seorang anak terhadap orangtua dan leluhurnya di bulan ketujuh tahun lunar, Umat Buddha yang ada di Kelenteng Kwa Cheng Bio yang terletak di jalan Veteran Palembang menggelar sembahyang rebutan atau Ulambana
Ritual yang digelar setiap tahun ini digelar Selasa (28/8/2024) atau tanggal 14 bulan 7 penanggalan lunar. Hadir juga dalam kegiatan tersebut ketua Walubi Sumsel Tjik Harun, SE SH MH, Sekretaris PTITD Komda Sumsel Hengky Saputra, pengusaha Sumsel Tansri dan pengurus Tridharma Komda Sumsel.
Pengusaha Tansri ikut memeriahkan sembahyang rebutan di kelenteng Kwa Cheng Bio Palembang
Koordinator Locu San San didampingi locu lainnya Aan, Pipi, Ayung, Apau dan locu lainnya, ritual ulambana ini dimulai dari pagi hingga pukul 23.20 wib. “Puncak cara yakni dibakarnya symbol raja setan,”katanya.
San San mengatakan, dalam berdoa selain mendoakan leluhur juga meendoakan agar umat ditahun 2024 kehidupannya bisa lebih baik lagi, selalu diberi kesehatan dan kebahagian. “Iya doa terbaiklah untuk umat,”ujarnya.
San san menceritakan tentang sejarahnya peringatan hari ulambana atau sembahyang leluhur sendiri dilakukan oleh seorang murid Buddha Gautama yang pada waktu itu bertemu dengan ibunya di alam rendah dan bermaksud menolongnya. Namun semua upaya sudah dilakukan untuk membantu ke alam manusia, tapi semuanya kurang membuahkan hasil. Sampai akhirnya, sang murid menemui gurunya tersebut yang ini tidak lain Buddha Gautama.
"Dari kisah ini, menjadi bukti bahwasanya bakti seorang anak saja tidak akan mampu untuk membantu orangtuanya tadi. Namun dengan berbakti pada sangha dengan cara berderma juga akan dapat membantu bagi orangtua, leluhur dan kerabat yang sudah meninggal ini diangkat ke alam manusia. Ini terus dilakukan umat hingga sekarang,"ujarnya, (sep)