Puncaknya Dibakarnya Tai Soe, Kelenteng Chandra Nadi Gelar Sembahyang Rebutan

sembahyang rebutan di kelenteng Kwan Im Chandra Nadi 10 Ulu Palembang--

 

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Sebagai bentuk bakti seorang anak terhadap orangtua dan leluhurnya di bulan ketujuh tahun lunar, Umat  Buddha yang ada di Kelenteng Chandra Nadi 10 Ulu Palembang  menggelar sembahyang rebutan atau  Ulambana Ritual yang digelar setiap tahun ini digelar  Minggu (18/8/2024) atau tanggal 15 bulan 7 penanggalan lunar. Hadir juga dalam kegiatan tersebut  ketua Walubi Sumsel Tjik Harun, SE SH MH, ketua PTITD  komda Sumsel Akhe, ketua Martresia Chandra Husin dan  pengurus tridharma lainnya.

Ketua Locu  Sukardi didampingi locu lainnya Sukarta mengatakan, ritual   ulambana ini dimulai dari pagi hingga pukul 23.00 wib. “Puncak  acara yakni dibakarnya Tai Soe atau symbol raja setan,”katanya. Sukardi juga mengatakan,  dalam berdoa selain mendoakan leluhur juga meendoakan agar umat ditahun 2024 kehidupannya bisa lebih baik lagi, selalu diberi kesehatan dan kebahagian. “Iya doa terbaiklah untuk umat,”ujarnya.

Sukarta menceritakan tentang sejarahnya peringatan hari ulambana atau sembahyang leluhur sendiri dilakukan oleh seorang murid Buddha Gautama yang pada waktu itu bertemu dengan ibunya di alam rendah dan bermaksud menolongnya. Namun semua upaya sudah dilakukan untuk membantu ke alam manusia, tapi semuanya kurang membuahkan hasil. 

Sampai akhirnya, sang murid menemui gurunya tersebut yang ini tidak lain Buddha Gautama. "Dari kisah ini, menjadi bukti bahwasanya bakti seorang anak saja tidak akan mampu untuk membantu orangtuanya tadi. Namun dengan berbakti pada sangha dengan cara berderma juga akan dapat membantu bagi orangtua, leluhur dan kerabat yang sudah meninggal ini diangkat ke alam manusia. Ini terus dilakukan umat hingga sekarang,"ujarnya, (sep)

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan