Menuai Pahala Haji dan Umrah Walau Belum Pergi ke Tanah Suci
Ustadz Zakiudin, S.Pd.I., Kepala SD IT Al Furqon Palembang.--
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Ada seseorang yang mendatangi Rasululah dan ia sangat ingin pergi berjihad namun tidak mampu. Rasulullah bertanya padanya apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup. Ia jawab, ibunya masih hidup. Rasul pun berkata padanya, “Bertakwalah pada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka statusnya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath 5/234/4463 dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman 6/179/7835).
5. Umrah di Bulan Ramadhan:
Umrah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa. Pahala yang didapatkan bisa dilipatgandakan. "Apa ulasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami?" Wanita itu menjawab, "Aku punya tugas untuk memberi minum pada seekor unta dimana unta tersebut ditunggangi ayah fulan dan anaknya. la meninggalkan unta tadi tanpa diberi minum, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut. Lantas Rasulullah bersabda, “Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam lafazh Muslim disebutkan:“Umrah pada bulan Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Muslim).
Dalam lafazh Bukhari yang lain disebutkan “Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku.” (HR. Bukhari).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Yang dimaksud adalah umroh Ramadhan mendapati pahala seperti pahala haji.
Namun bukan berarti umroh Ramadhan sama dengan haji secara keseluruhan. Sehingga jika seseorang punya kewajiban haji, lalu ia berumrah di bulan Ramadhan, maka umrah tersebut tidak bisa menggantikan haji tadi." (Syarh Shahih Muslim, 9:2)
6. Bertekad untuk Berangkat Haji Bertekad untuk berangkat haji adalah keinginan yang mulia dalam Islam. Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Meningkatkan niat untuk berhaji adalah langkah yang sangat dianjurkan.
Siapa yang memiliki uzur namun punya tekad kuat dan sudah ada usaha untuk melakukannya, maka dicatat seperti melakukannya. Contohnya, ada yang sudah mendaftarkan diri untuk berhaji, namun dia meninggal dunia sebelum keberangkatan, maka ia akan mendapatkan pahala haji. Mengapa sampai yang punya uzur terhitung melakukan amalan? Kenapa sampai yang punya uzur terhitung melakukan amalan?
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, dalam suatu peperangan (perang tabuk) kami pernah bersama Nabi, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang tidak ikut melakukan perjalanan perang, juga tidak menyeberangi suatu lembah, namun mereka bersama kalian (dalam pahala). Padahal mereka tidak ikut berperang karena mendapatkan uzur sakit.” (HR. Muslim).
Dari Anas rodhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi dalam suatu peperangan berkata, "Sesungguhnya ada beberapa orang di Madinah yang ditinggalkan tidak ikut peperongan. Namun mereka bersama kita ketika melewati suatu lereng dan lembah. Padahal mereka terhalang uzur sakit ketika. itu." (HR. Bukhari).
7. Memperbanyak Membaca Tasybih, Tahmid, dan Takbir Setelah Shalat. Memperbanyak dzikir seperti tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar) setelah shalat adalah amalan yang dicintai Allah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,