Mengenal Hanyu Pinyin, Zhou Youguang
Sistem ejaan Hanyu Pinyin.--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Bagi yang sedang mempelajari bahasa Mandarin, pasti akan sangat berterima kasih pada sosok ini. Sistem ejaan Hanyu Pinyin dicetuskan oleh seorang ahli bahasa Tiongkok sekaligus ahli ekonomi, bankir, sinolog sekaligus penulis bernama Zhou Youguang, 13 Januari 1906 – 14 Januari.
Berkat jasa beliaulah, bahasa Mandarin dapat dipelajari dengan mudah oleh peminat bahasa Mandarin yang bukan penutur asli. Sosok ini memperkenalkan sistem ejaan Hanyu Pinyin sebagai standarisasi pola penulisan dan pengucapan karakter China dalam alfabet latin. Beliau juga dikenal sebagai The father of Hanyu Pinyin.
Walaupun sebelum Hanyu Pinyin dicetuskan sebagai standar ejaan bahasa Mandarin, sebelumnya telah dikenal tiga macam ejaan latin yang digunakan; yakni ejaan Wade-Giles, Sin Wenz, dan Yale Romanization. Namun penggunaan ketiga metode ejaan ini masih terbatas dan memiliki penulisan yang berbeda-beda sehingga masih cukup sulit untuk diakses oleh orang awam.
Oleh karena ketidakseragaman sistem pengejaan itu, maka diberlakukanlah sistem Hanyu Pinyin untuk menyamakan ‘persepsi’ dan ejaan dalam bahasa Mandarin, baik untuk penutur asli maupun di luar Tiongkok yang ingin belajar menggunakan bahasa Mandarin.
Zhou Youguang terlahir dengan nama Zhou Yaoping di Changzhou, Provinsi Jiangsu pada 13 Januari 1906, tepat di masa pemerintahan dinasti Qing. Pada saat usianya 10 tahun, beliau pindah bersama keluarganya ke Suzhou. Pada 1918, beliau bersekolah di SMA Changzhou, dan memiliki ketertarikan besar pada bidang linguistik.
Beliau lulus pada 1923 dengan predikat yang sangat baik. Selepas SMA, beliau melanjutkan studi di St. John’s University. Di sana beliau mengambil jurusan ekonomi dan mengambil kuliah minor dalam linguistik.
Saat hendak memasuki bangku perkuliahan, beliau sempat memiliki masalah keuangan karena kemiskinan keluarganya. Namun teman-teman dan saudaranya berhasil mengumpulkan uang untuk biaya pendaftarannya sebesar 200 Yuan untuk membantu biaya kuliahnya.
Beliau keluar dari kampus tersebut saat Gerakan 30 Mei 1925 (May Thirtieth Movement) dan pindah ke Guanghua University, dan lulus tahun 1927. Pada 30 April 1933, Zhou menikahi Zhang Yunhe, dan keduanya pindah ke Jepang untuk studi lanjutan.
Beliau memulai studinya di sana sebagai mahasiswa pertukaran di Universitas Tokyo, lalu pindah ke Universitas Kyoto karena dukungannya pada ahli ekonomi Marxis Jepang, Hajime Kawakami yang juga seorang staf pengajar di sana.
Penangkapan Kawakami karena partisipasinya dalam Partai Komunis Jepang pada 1933 membuat Zhou tidak bisa lagi menjadi mahasiswanya. Namun dalam situasi meresahkan itu, beliau sedikit terhibur dengan kelahiran putra pertamanya.
Putranya Zhou Xiaoping, lahir pada 1934. Lalu ia dikaruniai seorang putri juga bernama Zhou Xiaohe. Di masa perang Sino-Jepang tahun 1937, beliau pindah ke ibukota darurat perang Chongqing, dan di sana putri mereka meninggal dunia. Namun beliau tetap tegar dan melanjutkan karirnya.
Beliau bekerja di Bank Sin Hua sebelum menjadi pelayan masyarakat sebagai direktur deputi di Kementerian Ekonomi Nasional, kantor urusan pertanian Setelah kekalahan Jepang di Perang Dunia II tahun 1945, beliau kembali beerja di Sin Hua dan ditempatkan di luar negeri; pertama kali di New York lalu di kota London. Selama masa tinggalnya di Amerika Serikat, beliau sempat bertemu dengan Albert Einstein 2 kali.
Beliau bergabung di Asosiasi Pembangunan Nasional Demokratik Tiongkok, namun pada saat Republik berdiri di tahun 1949 beliau pulang ke Shanghai dan mengajar ekonomi di Fudan University selama beberapa tahun. (tio)