Indonesia Didongkrak Jadi Produsen Gagasan Islam Global, Menag Kuatkan Arah Diplomasi Prabowo

Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Indonesia harus tampil sebagai produsen gagasan Islam global, bukan sekadar konsumen pemikiran dari negara-negara lain, saat menjadi keynote speaker dalam Konferensi Internasional di Universitas Islam Negeri --

JAKARTA, KORANRADAR.ID – Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Indonesia harus tampil sebagai produsen gagasan Islam global, bukan sekadar konsumen pemikiran dari negara-negara lain. Penegasan itu ia sampaikan saat menjadi keynote speaker dalam Konferensi Internasional di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Rabu (26/11/2025).

Menag menilai momentum kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto di panggung internasional, terutama terkait isu Gaza dan perdamaian dunia, membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memimpin arus pemikiran Islam moderat yang berpengaruh secara global.

“Indonesia saat ini memiliki posisi penting karena Presiden kita, Pak Prabowo, menjadi perhatian internasional. Deklarasi beliau ditindaklanjuti hampir di semua negara Muslim. Kita jangan sampai hanya menjadi konsumen atas pemikiran negara-negara Muslim Timur Tengah, justru kita harus menjadi produsen,” ujar Menag.

Menurutnya, keberanian dan ketegasan Presiden Prabowo dalam menyuarakan perdamaian dan keadilan perlu dikawal dengan penguatan konsep dan rumusan akademik yang matang.

“Untuk menjadi produsen pemikiran ala Pak Prabowo, kita perlu memberikan pedoman dan muatan untuk menerjemahkan pernyataan-pernyataan beliau di luar negeri agar lebih konsepsional dan matang,” tegasnya.

Menag membandingkan gaya kepemimpinan Prabowo dengan sejumlah tokoh dunia Muslim di masa lalu yang vokal namun kurang didukung basis konseptual yang kuat.

“Pernyataan-pernyataan beliau di luar negeri membuat kita bangga sebagai orang Indonesia. Berbeda dengan tokoh-tokoh masa lalu seperti Muammar Khadafi atau Saddam Hussein yang vokal tanpa konsep, Pak Prabowo tegas, konsepsional, dan terukur,” ujarnya.

Kementerian Agama, lanjut Menag, kini bergerak proaktif agar gagasan Presiden tidak justru diambil alih dan dipanen negara lain.

“Kita ingin menjadi konseptor dan produsen gagasan, sementara negara lain menjadi pengguna. Pak Prabowo tentu tidak mungkin memerinci semuanya, kitalah yang harus mengisi ruang-ruang itu. Dengan demikian, pernyataan Presiden akan memiliki landasan akademik, konseptual, dan operasional yang kuat,” jelasnya.

Konferensi UINSA Bahas Islam Indonesia sebagai Poros Peradaban Baru

Konferensi internasional di UINSA Surabaya ini mengusung tema:

“Why Indonesia as a New Center of Muslim Civilization? Reassessing the Role of Indonesian Islam in Shaping the World Future in a Post-War Era.”

Salah satu narasumber utama adalah Greg Barton, Profesor Politik Global Islam dari Universitas Deakin, Australia.

Rektor UINSA, Akhmad Muzakki, menyebut konferensi ini menjadi ruang strategis untuk mempromosikan Islam Indonesia sebagai solusi atas berbagai problem global.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan