Eddy Santana Tegaskan Tunggu Hasil Hitung Manual

Eddy Santana Putra tegaskan jangan saling klaim kemenangan dan tunggu hasil hitung suara manual--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Eddy Santana Putra tegaskan jangan saling klaim kemenangan dan tunggu hasil hitung suara manual.
Bahkan, mantan Walikota Palembang ini sempat menyoroti ketidakvalidan Sirekap, serta pihaknya kesulitan untuk mendapatkan formulir C1 Plano pada Pileg kali ini.
Makanya, Ir Eddy Santana Putra MT, Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Gerindra meminta kepada semua pihak untuk menunggu hasil hitung suara manual pasca-hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Hal ini disampaikannya sebagai respons terhadap klaim bahwa suara yang diperolehnya mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan Pileg lima tahun lalu.
BACA JUGA:Ratu Dewa Letakan Batu Pertama Pembangunan Mushola di Vihara Sembilan Bidadari
Pada Pileg 2019, Eddy Santana Putra berhasil meraih dukungan lebih dari 86 ribu suara.
Namun, hitungan sementara dari situs resmi pemilu2024.kpu.go.id menunjukkan perolehan suara yang jauh lebih rendah, dengan angka 13.380, menempatkannya di posisi ketiga dari caleg Partai Gerindra dapil Sumsel 1.
Sementara itu, Kartika Sandra Desi (nomor urut 1) mendapatkan 39.741 suara dan Siti Nurizka Puteri Jaya (nomor urut 2) meraih 17.364 suara.
Eddy Santana Putra menekankan bahwa klaim kemenangan atau kekalahan saat ini tidak memiliki dasar yang valid, mengingat perhitungan suara masih berlangsung.
Dia juga menyoroti ketidakvalidan Sirekap, yang diakui oleh pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri.
BACA JUGA:Bawaslu RI Rekomendasi 780 TPS Lakukan PSU
"Perhitungan suara di Sirekap belum valid dan terus berubah-ubah. Jadi, jangan terburu-buru mengklaim kemenangan atau kekalahan. Saat ini, proses perhitungan suara telah mencapai tingkat kecamatan, dan kita harus menunggu hasil akhir dengan sabar," ujar Eddy Santana Putra.
Menanggapi sulitnya mendapatkan formulir C1 Plano di Kota Palembang, Eddy menyampaikan keluhannya.
Dari 4.777 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Palembang, timnya mengalami kesulitan mendapatkan formulir C1 Plano.