Prabowo Sebut Konflik Gaza Semata-Mata Perang Rebutan Tanah
Prabowo Subianto--
“Jadi, ya jika memang menghargai para tokoh pendiri bangsa dan sikap resmi Pemerintah Indonesia yang tegas menghendaki penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, harus tegas pula Pak Prabowo menyatakan sikap bahwa yang terjadi di Jalur Gaza adalah pendudukan, pengusiran dengan agresi militer yang menyebabkan genosida pada lebih dari 27 ribu warga Palestina yang sebagian besar adalah warga sipil anak-anak dan perempuan," tegas Surya.
Surya mengutip pernyataan Prabowo soal “biar bangsa lain yang perang, kita jangan perang”, sebagai sesuatu yang mengingkari komitmen anti penjajahan itu sendiri. “Beliau di debat capres kedua kalau tidak salah, pernah menyebutkan bahwa Gaza lemah, makanya bisa dilindas bangsa lain termasuk Israel hingga saat ini. Bagaimana bisa lemah, sudah puluhan tahun lho, melakukan perlawanan termasuk saat ini yang dipicu serangan 7 Oktober 2023”, terangnya.
Lebih lanjut terkait pernyataan bahwa kekayaan sejati adalah tanah, Surya juga menyatakan kurang sependapat. Ia mengatakan lebih setuju bahwa kekayaan sejati adalah sumber daya manusia.
Ia menyebutkan visi Menuju Indonesia Emas 2045 yang selalu digaungkan Presiden Jokowi, tentu maksudnya adalah generasi penerus yang sangat berkualitas dan maju secara kehidupan, pendidikan, modernisasi dan kesejajaran dengan negara-negara lain di dunia.
“Bagi saya, the nation’s true wealth is people. Its wealthy and happy men, women and children. Kekayaan sejati sebuah bangsa adalah manusia. Dengan kesejahteraan, kemakmuran, kecerdasaan dan kebahagiaan para penduduknya. Bukankah itu esensi dari visi Menuju Indonesia Emas 2045? Bukan sekadar menuju kepemilikan tanah yang berlimpah, namun menjadi bangsa yang maju, modern, makmur sejahtera namun tetap sejajar dan disegani bangsa lain karena kita punya sumber daya manusia yang tangguh dan mumpuni dalam segala bidang,” jelasnya.
"Menilai perjuangan kemerdekaan sebuah bangsa hanya dari sisi tanah menunjukkan karakter yang melulu melihat tanah sebagai komoditas, padahal ada soal manusia di situ, budayanya, sosialnya, ini penting sekali dipahami oleh siapa pun capres," pungkasnya. (adv)