Peringatkan Pertempuran 5 Hari 5 Malam di Palembang Diwarnai Pawai dan Treatrikal
Peringatkan Pertempuran 5 Hari 5 Malam di Palembang Diwarnai Pawai dan Treatrikal--
SMB IV mengaku berbahagia melihat para veteran yang hadir ini turut berbahagia dalam peringatan kali ini.
“ Kita juga minta maaf cuma secuil yang bisa kita berikan , tahun ini baru setahun sekali oleh kami, bahkan setahun mungkin cuma dua kali di 17 Agustus , hari ini bisa juga hari pahlawan cuma acara-acara ceremonial yang kemudian mereka tidak tahu siapa veteran-veteran yang ada disini, tidak pernah di acara diundang apabila gubernurnya baru, yang ada kalau ingat 17 Agustus dan hari Pahlawan saja,” katanya.
Kedepan menurutnya veteran-veteran ini harus bisa disantuni , karena para veteran ini banyak yang tidak mampu.
“ Kedepan Insya Allah mudah-mudahan momen ini menjadi silaturahmi kita dan bersama-sama bisa bersinergi , bisa mempererat diri menjadikan Palembang ini kota yang berbasis sejarah dan budaya sehingga kedepan semua kegiatan –kegiatan yang ada disini mempunyai narasi-narasi yang akan menarik wisatawan yang akan dikemudian hari,” katanya.
Sedangkan Ketua Panitia Vebri Al Lintani, mengatakan, hari ini pihaknya bergotong royong dan bersama-sama untuk mengingat kembali Pertempuran 5 Hari 5 Malam.
“ Ada yang menyumbang makanan, ada yang menyumbang tenaga , ada yang menyumbang uang dan sebagainya sehingga kegiatan pada hari ini bisa kita wujudkan sampai tanggal 5 Januari 2024 nanti,” katanya.Dan dalam kegiatan kali ini menurutnya terkumpul dana Rp24 juta dari berbagai komunitas dan pribadi-pribadi yang menyumbang secara sukarela.
“ Artinya kata kata pertempuran atau kalimat pertempuran 5 Hari 5 Malam itu mengingatkan kita pada suasana waktu itu , mengingatkan kita pada kecintaan kepada Republik Indonesia ini, semangat itulah yang saya pahami dari bapak-bapak dan ibu-ibu penyumbang dan juga yang hadir pada hari ini dengan sukarela,” katanya.
Targetnya menurut Vebri kegiatan ini bisa berjalan seperti pada tahun-tahun sebelumnya .
“Menurutnya Vebri, kedepan kegiatan ini akan dibuat seperti karnaval kendaraan dan orang dimana jauh hari di garap hadiahnya , dimana dia terinspirasi dengan karnaval bregodo (Brigadir) di Yogyakarta dengan mengkreasi barisan-barisan tentara dengan ragam kreativitas baik pakaian dan berbagai berbaris.
“ Mudah-mudahan ini bisa menjadi rutin , agenda rutin dan di peringati dan menjadi agenda wisata kita, jadi setiap tanggal 1 Januari orang ke Palembang untuk melihat karnaval ini,” katanya.
Vebri mengaku pihaknya tadinya kegiatan ini bisa di hadiri Pangdam II Sriwijaya, Pj Gubernur Sumsel, Pj Walikota Palembang dan Kapolda Sumsel langsung.
“ Tahun ini 2023 sejak November November saya sudah buat surat Ke Gubernur Sumsel, Kodam II Sriwijaya, Polda Sumsel dan Walikota Palembang, satu bulan kemudian saya ketemu pak Darmawan, saya katakan kalau surat kita belum ada respon kecuali dari pihak Gubernur, memang ada yang telepon mau berapa orang yang beraudiensi selebihnya tidak, dari Kapolda juga ada telpon beberapa orang selebihnya belum, nah saya tidak paham apakah kalimat Pertempuran 5 Hari 5 Malam itu tidak menyentuh perasaan bapak Kodam atau bapak mengurus surat itu atau bagaimana saya tidak paham, yang saya rasakan betul kalimat Pertempuran 5 Hari 5 Malam itu “tersentuh” oleh rakyat, “tersentuh” oleh masyarakat Palembang tetapi para pemimpin sepertinya belumnya atau suara kita belum sampai kesana, saya tidak paham,” kata Vebri yang juga seorang seniman Palembang .
Dia berharap tahun depan pihaknya masih berharap ada kehadiran Gubernur Sumsel, Pangdam II Sriwijaya, Kapolda Sumsel , Walikota Palembang dan pihak lain yang berkompeten dan berwenang .
“ Kalau bicara dalam memperingati menurut undang-undang kewajiban itu ada pada pemerintah bukan pada rakyat, tetapi hari ini masyarakat merasa wajib melakukan ini, tapi kami tetap husnudzon dengan Pemerintah Provinsi, Gubernur, Pangdam II Sriwijaya, dan Kapolda seharusnya orang-orang berkompeten disana bisa menyampaikan kepada bapak –bapak pemimpin kita itu ,” katanya.
Selama ini menurut Vebri, Pertempuran 5 Hari 5 Malam semalam ini tenggelam dan tidak pernah di peringati padahal perang seperti 10 November di Surabaya di peringati terus dan perang di Semarang di peringati.