Makna Hari Pahlawan Kalinka Shereen: Dari Semangat Pejuang ke Inspirasi Digital
Kalinka Shereen Shaquilla--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Semangat kepahlawanan tidak pernah pudar, meski zaman terus berubah. Bagi Kalinka Shereen Shaquilla, Puteri Anak Indonesia 2025, peringatan Hari Pahlawan 10 November bukan hanya ajang mengenang jasa para pejuang, tetapi juga momentum untuk menyalakan kembali api perjuangan di hati generasi muda, terutama di era digital yang penuh tantangan.
Siswi SMP Kusuma Bangsa Palembang yang akrab disapa Chila ini menegaskan bahwa semangat pahlawan tidak selalu diwujudkan melalui peperangan, melainkan lewat kontribusi nyata, kerja keras, dan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.
“Hari Pahlawan merupakan saat untuk merefleksikan nilai-nilai perjuangan para pendahulu dan menumbuhkan semangat juang di kalangan generasi muda,” ujar Chila penuh keyakinan.
Menurutnya, generasi muda masa kini memiliki tanggung jawab moral untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara yang relevan dengan perkembangan zaman. Nilai pantang menyerah, berani membela kebenaran, dan peduli terhadap sesama harus terus dihidupkan di tengah arus informasi yang serba cepat.
“Makna Hari Pahlawan bagi saya adalah dorongan untuk terus berbuat baik, sekecil apa pun itu, karena setiap tindakan positif adalah bentuk perjuangan,” tambahnya.
Chila juga mengingatkan pentingnya keteguhan hati dan mental baja dalam menghadapi kritik maupun kegagalan. Bagi gadis muda ini, semangat juang bukan hanya tentang menang, tetapi tentang kemampuan untuk bangkit dan memperbaiki diri.
“Ketika kita mendapat kritik, hadapilah dengan mental baja. Jadikan hal itu sarana memperbaiki diri, bukan alasan untuk menyerah,” ucapnya lugas.
Selain itu, Chila menilai perjuangan modern juga bisa diwujudkan melalui kepedulian terhadap lingkungan dan sosial. Menurutnya, tindakan sederhana seperti menjaga kebersihan adalah bentuk kepahlawanan masa kini yang berdampak besar bagi masyarakat.
“Menjaga kebersihan lingkungan adalah bentuk perjuangan modern. Dengan tidak membuang sampah sembarangan, kita turut memperjuangkan Indonesia yang bersih, sehat, dan nyaman,” jelasnya.
Di sisi lain, ia juga menyoroti tantangan baru di dunia maya. Dalam era digital, ujar Chila, “pertempuran” terbesar generasi muda adalah melawan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Karenanya, ia mengajak anak-anak muda untuk menjadi “pahlawan digital” yang berani membela kebenaran.
“Menjadi pahlawan masa kini berarti berani berdiri untuk hal yang benar. Jangan mudah percaya terhadap informasi yang belum pasti, dan biasakan memverifikasi kebenaran berita,” pesannya.
Sebagai bagian dari generasi yang tumbuh di era digital, Chila berusaha menyebarkan nilai-nilai kepahlawanan melalui media sosial. Ia tak sekadar membagikan ucapan peringatan Hari Pahlawan, tetapi juga membuat konten inspiratif yang mengajak masyarakat untuk berbuat kebaikan dan menjaga persatuan.
“Melalui platform digital, saya ingin menyebarkan nilai-nilai perjuangan agar dapat diimplementasikan oleh masyarakat luas,” ujarnya.
Gadis yang dikenal aktif dan gemar bersosialisasi ini juga menegaskan pentingnya menanamkan semangat pantang menyerah dalam diri setiap anak muda Indonesia. Menurutnya, perjuangan tidak akan pernah usang selama masih ada generasi yang berani bermimpi dan berusaha keras untuk mencapainya.