Kemenag Sumsel Buka Rakerwil IPARI, Tegaskan Peran Strategis Penyuluh Agama dalam Menjaga Kerukunan

Kakanwil Kemenag Sumsel H. Syafitri Irwan membuka Rakerwil IPARI Provinsi Sumsel di Parkside’s Hotel Palembang dan poto bersama.--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan, H. Syafitri Irwan, secara resmi membuka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Sumsel yang diselenggarakan di Hotel Parkside Palembang. Rabu, 17 Juli 2025.
Kakanwil menegaskan bahwa para penyuluh agama memiliki tanggung jawab penting dalam menyebarkan ajaran agama yang penuh kedamaian dan membawa rahmat bagi seluruh umat.
“Penyuluh agama adalah garda terdepan Kementerian Agama dalam membina kehidupan keagamaan masyarakat serta menjaga harmoni antarumat beragama,” ujar Syafitri.
Ia juga berharap melalui forum Rakerwil ini, IPARI dapat merancang program-program yang tak hanya efektif, namun juga selaras dengan kebutuhan riil masyarakat saat ini.
Peran utama IPARI, lanjutnya, adalah menyampaikan ajaran agama masing-masing dengan menekankan pentingnya menjaga keharmonisan, baik di dalam internal umat maupun antar umat beragama.
“Kita juga harus bisa mengoptimalkan teknologi digital dan media sosial sebagai sarana dakwah modern. Dengan pendekatan yang tepat, pesan-pesan agama bisa menjangkau lebih luas dan memberi pengaruh positif di tengah masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat Wakaf (Penaiszawa) Kanwil Kemenag Sumsel, Evi Zurfiana Azom, menjelaskan bahwa kegiatan yang digelar selama dua hari, 16–17 Juli 2025, diikuti oleh 30 peserta dari seluruh kabupaten/kota di Sumsel.
Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan peran penyuluh agama dalam menyampaikan ajaran yang moderat kepada masyarakat, sekaligus sebagai ajang konsolidasi organisasi guna membentuk umat yang bermartabat dan berpikiran moderat.
“Melalui Rakerwil ini, kami berharap penyuluh agama dapat menjalankan program kerja yang menanamkan nilai-nilai moderasi beragama di Sumatera Selatan,” jelas Evi.