Pertamina Plaju Dorong Ketahanan Pangan Sumsel Lewat Budidaya Ikan Terintegrasi dan Dukungan Sosial

PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III (PT KPI RU III) Plaju menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung ketahanan pangan dengan penyerahan bantuan berupa bibit ikan dan infrastruktur pendukung kepada Panti Sosial Rehabilitasi Gelandangan, Peng--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Upaya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju dalam mendukung program ketahanan pangan Provinsi Sumatera Selatan terus menunjukkan progres nyata. Melalui keterlibatan dalam Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), Pertamina Plaju tak hanya berkontribusi pada sektor ekonomi, namun juga sosial.
Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah penyerahan bantuan langsung kepada Panti Sosial Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis, dan Orang dengan Gangguan Jiwa (PSR-GPODGJ). Bantuan yang diberikan berupa ribuan benih ikan termasuk gurame, patin, dan lele beserta pakan dan peralatan budidaya lengkap. Seluruh bantuan merupakan hasil kerja Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) binaan di Desa Sungai Gerong, Banyuasin, yang tergabung dalam program TJSL Belida Musi Lestari.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, mengapresiasi keterlibatan Pertamina dalam program GSMP. Ia menyebut kolaborasi lintas sektor ini menjadi kunci dalam menekan inflasi dan menciptakan kemandirian pangan di tingkat lokal. "Gerakan ini adalah milik kita bersama, dan saya ajak semua pihak, termasuk tokoh masyarakat, untuk ikut menyukseskannya," ujarnya saat peluncuran GSMP Menyapa Lingkungan Desa (G-SMP Menyala) dan Goes to Panti Sosial.
Model Budidaya Ikan Terintegrasi Pertama di Sumsel
Komitmen Kilang Pertamina Plaju tak berhenti di situ. Lewat program TJSL, perusahaan mengembangkan kawasan perikanan terpadu berbasis komunitas di Desa Sungai Gerong. Kawasan ini menjadi yang pertama di Sumsel dengan pendekatan end-to-end, mulai dari pembenihan hingga pengolahan produk turunan.
Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI RU III Plaju, Siti Rachmi Indahsari, menyebut lebih dari 30 anggota Pokdakan kini membudidayakan belasan jenis ikan lokal. Tak hanya itu, 15 pelaku UMKM ikut diberdayakan dalam memproduksi berbagai olahan berbahan dasar ikan, mulai dari abon, bakso, hingga camilan MPASI yang melibatkan kader Posyandu.
"Pendampingan kami tidak hanya sebatas teknis budidaya, tapi juga sampai ke rantai nilai produk. Kami ingin menciptakan ekosistem ekonomi berbasis ikan yang mandiri," jelas Rachmi.
Tak ketinggalan, program konservasi juga dikedepankan. Kilang Pertamina Plaju tengah mengembangkan satu Pokdakan khusus untuk domestikasi ikan endemik Belida Jawa (Putak). Selain itu, masyarakat lokal juga dilibatkan melalui Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) yang bertugas mengedukasi dan memantau aktivitas illegal fishing di wilayah Sungai Musi.
"Upaya ini juga mencakup pembentukan sistem penyelamatan ikan Belida berbasis warga dan penyediaan pakan khusus untuk mendukung konservasi spesies tersebut," tambahnya.
Komitmen ESG dan SDGs
Sebagai bagian dari Subholding Refining & Petrochemical PT Pertamina (Persero), PT KPI RU III Plaju terus menjadikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai pijakan utama. Program yang dijalankan menyasar langsung pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 14 (Ekosistem Laut).
Dengan berbagai langkah tersebut, Kilang Pertamina Plaju membuktikan bahwa peran korporasi dalam pembangunan bukan sebatas ekonomi, melainkan juga sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.