ESDM Targetkan Pembangkit Arus Laut 40 MW, Fokus Indonesia Timur

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi--
KORAN RADAR.ID – Indonesia siap mengoptimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya energi arus laut, sebagai salah satu sumber listrik masa depan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan rencana ambisius untuk membangun pembangkit listrik berbasis arus laut dengan target awal 40 Mega Watt (MW) hingga tahun 2034.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyebutkan bahwa potensi besar energi arus laut ini banyak ditemukan di wilayah Indonesia Timur. Saat ini, pemerintah tengah gencar melakukan studi komprehensif untuk bisa memanfaatkan potensi tersebut secara optimal.
"Jadi, sekarang sudah mulai studi untuk melihat potensi arus laut di Indonesia Timur," kata Eniya dalam program Economic Update CNBC Indonesia pada Selasa (8/7/2025). "Kita cantumkan di RUPTL nanti on grid, mungkin sekitar 2030, ya. Itu 40 MW dulu dan sekarang studinya mungkin sedang berjalan," imbuhnya.
BACA JUGA:Pln Energi Primer Indonesia, Siapkan Gasifikasi Pembangkit Cluster Sulawesi-Maluku
RUPTL 2025-2034: Dorong Dominasi EBT
Rencana pembangunan ini merupakan bagian dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034 yang telah dirilis pada 26 Mei 2025 lalu. Dalam RUPTL ini, Indonesia menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 69,5 Giga Watt (GW) secara total.
Yang menarik, 76% dari total kapasitas tersebut atau sekitar 42,6 GW akan berasal dari EBT, menunjukkan komitmen kuat pemerintah terhadap transisi energi bersih. Selebihnya, 15% (sekitar 10,3 GW) akan didukung oleh sistem penyimpanan energi (storage).
Sumber EBT Unggulan dalam RUPTL:
Tenaga Surya: Target terbesar dengan 17,1 GW (40,1% dari total tambahan EBT).
Tenaga Air (Hidro): Menyumbang 11,7 GW (27,4%), dianggap sebagai baseload.
Panas Bumi (Geothermal): Ditargetkan 5,2 GW (12,2%), juga sebagai baseload penting.
Energi Angin: Target ambisius 7,2 GW (16,9%). Eniya mengakui potensi angin masih perlu lebih digalakkan, mengingat saat ini baru ada dua lokasi utama (Sidrap dan Jeneponto).
Bioenergi: Tambahan 900 MW.
Nuklir: Target 500 MW.