Potensi Bitcoin di 2025, Mulai dari Adopsi hingga Tantangan Jangka Panjang

BITCOIN--

KORANRADAR.ID - Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, terus menunjukkan potensi besar meskipun tingkat adopsinya secara global masih tergolong awal. Sepanjang 2024, rata-rata nilai transaksi Bitcoin mencapai US$17.800. 

Angka ini mencerminkan peluang jangka panjang yang menjanjikan, terutama karena Bitcoin mulai dipandang sebagai salah satu aset digital yang bernilai tinggi di masa depan, sekaligus menarik minat lebih luas dari para investor global.

Menurut data terbaru dari institusi yang berfokus pada Bitcoin, River Financial Inc., tingkat adopsi Bitcoin secara global baru mencapai sekitar 3% dari total potensinya. 

Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun telah terjadi kemajuan berarti dalam beberapa tahun terakhir, Bitcoin dan aset kripto secara umum masih berada dalam fase awal perkembangan, mirip dengan posisi internet pada dekade 1990-an atau media sosial di pertengahan 2000-an.

Bagi investor, kondisi ini menciptakan peluang strategis untuk mulai mempertimbangkan Bitcoin sebagai bagian dari diversifikasi portofolio jangka panjang.

BACA JUGA:Hacker Makin Ganas! Sempat Ejek Detektif On-Chain ZachXBT, Korbannya Pengguna Coinbase

Perkembangan Adopsi Bitcoin di Dunia

Meskipun adopsi global Bitcoin masih tergolong rendah, tren peningkatannya cukup signifikan. Saat ini, hanya sekitar 4% populasi dunia yang memiliki Bitcoin, namun sejumlah negara telah mengambil langkah besar dalam mendorong penggunaan aset kripto.

Menurut Krusial.com, Uni Emirat Arab (UEA) dan Singapura menjadi pemimpin global dalam persentase kepemilikan kripto, masing-masing mencapai 25,3% dan 24,4% dari total populasi.

Di sisi lain, Indonesia menunjukkan lompatan luar biasa dalam indeks adopsi kripto global. Setelah menempati posisi ke-20 pada 2022, Indonesia berhasil naik ke peringkat ke-7 pada 2023 dan bahkan mencapai posisi ke-3 dunia pada 2024.

BACA JUGA:Kamis 5 Mei 2025 Harga Bitcoin Tembus Rp1,8 Miliar

Negara-negara lain juga mulai menunjukkan dukungan terhadap ekosistem Bitcoin. Rusia dan Bolivia melegalkan aktivitas penambangan Bitcoin pada 2024, sedangkan Argentina dan Turki mengizinkan penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran. Adopsi global ini turut mendorong peningkatan jumlah pengguna kripto secara keseluruhan, yang mencapai 560 juta orang di seluruh dunia pada 2024. Kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu pusat pertumbuhan tercepat, dengan Thailand, Filipina, dan Vietnam termasuk dalam daftar negara dengan adopsi kripto tertinggi secara global.

Faktor Pendorong Adopsi Bitcoin

Salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan minat terhadap Bitcoin adalah sifat kelangkaannya. Dengan pasokan tetap sebanyak 21 juta koin, Bitcoin menjadi aset yang tidak dapat dicetak ulang seperti mata uang fiat. Selain itu, tingkat pertumbuhan suplai Bitcoin lebih lambat dibandingkan emas maupun mata uang konvensional, menjadikannya alternatif kuat sebagai store of value.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan