Asal Usul Dewa Jodoh Orang Tionghoa

Selasa 12 Nov 2024 - 22:56 WIB
Reporter : asifardiansyah
Editor : asifardiansyah

JAKARTA, KORANRADAR.ID MENURUT catatan sejarah, pemujaan terhadap Yue Xia Lao Ren dimulai sejak jaman Dinasti Tang (618-907). Di kalangan masyarakat Tionghoa, Beliau juga sering disebut sebagai Yue Lao, yang berarti “Orang Tua dari Bulan”.

Yue Lao divisualisasikan sebagai seorang laki-laki tua berwajah lembut dan berjenggot putih. Begitupun juga ketika dicocokkan dengan tanggal peristiwa itu terjadi, dan ternyata sama! Tak terelakkan lagi, bahwa istrinya ini ternyata adalah bocah perempuan yang pernah ingin dibunuhnya 14 tahun silam, di pasar sayur kota Songcheng.

Dalam penyesalannya, Wei Gu pun lalu menceritakan kisahnya, mulai dari pertemuannya dengan seorang pak tua aneh di suatu malam di kota tersebut. Sampai ia menyewa seseorang untuk membunuh bocah perempuan, yang dikiranya seorang anak penjual sayur bermata satu, yang sekarang telah menjadi istrinya. Dia sekarang baru yakin, bahwa pak tua itu ternyata adalah seorang Dewa ,yang telah merangkai jodoh mereka.

Malam itu juga, dia bersama istrinya lalu mengadakan sembahyang di halaman rumah untuk mengucapkan terima kasih kepada pak tua, yang ternyata adalah Dewa Yue Lao.Kisah ini kemudian menyebar, dan diturunkan dari jaman ke jaman. Yue Xia Lao Ren kemudian dipuja sebagai Dewa yang mengatur perjodohan umat manusia, dan mengurus kisah percintaan diantara mereka. Pemujaan-Nya kemudian tersebar luas ke seantero Negeri.

Di Tiongkok, hampir di tiap kota terdapat kelenteng yang secara khusus memuja Dewa Yue Lao Gong ini. Salah satunya yang terkenal adalah yang terdapat di Kota Hangzhou, Zhejiang. Sementara di Taiwan, kelenteng pemujaan Yue Lao Gong yang paling terkenal adalah di Guan Yin Ding, tepatnya di Kelenteng Tian Hou Gong, Tainan. 

Dewa Yue Lao disebut juga Yin Yan Lao Ren atau Yin Yan Gong. Beliau secara khusus mengurus sebuah buku yang memuat perjodohan. Pria dan wanita yang telah tercatat dalam “buku jodoh” itu boleh menjadi suami istri di dunia. Ini adalah sebuah cerita rakyat yang disampaikan dari generasi ke generasi hingga kini. Bagi yang ingin tahu wajah Yue Lao, bisa melihatnya di ‘Repulse Bay’ Hongkong, yang membelakangi pantai berpasir putih nan indah.

Pada masa kini, bagi pria dan wanita yang masih single bisa bersembahyang di depan altar Yue Lao untuk meminta jodoh. Demikian pun bagi yang sudah berpacaran (relationship), juga bisa bersembahyang di altar-Nya, agar diberikan jalan yang baik hingga bisa langgeng sampai ke tahap pernikahan.

“Sementara bagi pasangan yang akan menikah, mereka dianjurkan untuk bersembahyang di depan altar Yue Lao sambil membawa kain merah, agar Yue Lao bisa segera mengikat jodoh mereka. Konon ada satu kepercayaan, kalau asap hio yang di tancapkan oleh pasangan muda/i di depan altar Yue Lao bersatu dan naik membumbung bersama, maka pasangan ini memperoleh restu dari Dewa Yue Lao untuk menjadi suami-istri.

Namun apabila asap hio tersebut berpencar, maka hubungan mereka tidak boleh berlanjut, karena diyakini akan berakhir dengan sia-sia. (tio)

 

Kategori :