PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Marga Chen (Hanzi : 陈 atau 陳, Hanyu pinyin : Chen) adalah sebuah nama marga Tionghoa yang umum digunakan.
Marga Chen juga merupakan marga dengan jumlah pengguna terbanyak ke 5 di China (belum termasuk dengan masyarakat perantauan di luar China); sementara di Taiwan marga Chen (umumnya di Taiwan menggunakan dialek Hokkian : Tan) merupakan marga dengan jumlah pengguna terbanyak. Seperti yang dikutip dari tionghoainfo berikut.
Menurut sejarah, marga ini berasal dari Gui (Hanzi : 媯, Hanyu pinyin : Gui) yang merupakan marga Tionghoa kuno untuk keturunan Kaisar Shun yang bernama Gui Man.
Saat itu Raja Wu dari Kerajaan Zhou yang bernama Zhou Wuwang mendirikan Dinasti Zhou (1066 – 221 SM), lalu menikahkan anaknya kepada Gui Man (nama lain : Hugong). Beliau memberikan tanah kepada keturunannya untuk membangun Negara mereka sendiri.
Keturunan Hogong yang ke sepuluh ini bernama Gongzi Wan karena ada masalah melarikan diri ke negara Qi, salah satu negara pada akhir dinasti Zhou. Di sana ia diangkat menjadi penguasa di wilayah Chen.
Jumlah populasi pemakaian marga China di dunia (han chinese surname). Wilayah Chen terbentang dari di sebelah timur kota Kaifeng (sekarang propinsi Henan) sampai ke bagian utara kabupaten Hao (sekarang propinsi Anhui), dengan ibukotanya adalah Wanqiu (kota kabupaten Huaiyang, sekarang propinsi Henan).
Sebagai tanda penghormatan kepada Kaisar Shun, Negara baru ini dinamakan Negara Chen, yang selanjutnya menjadi salah satu dari Tiga Tamu Zhou (Hanzi : 三恪, Hanyu pinyin : San Ka), yang berarti “Negara ini bukan bawahan”, melainkan tamu dari Negara Zhou. Negara ini kemudian diduduki oleh Negara Chu pada abad ke 10 Sebelum Masehi.
Sejak saat itu, masyarakatnya mulai menggunakan “Chen” sebagai marga mereka. Di Indonesia sendiri sejak G30S tahun 1965, pemerintah mengeluarkan aturan yang mewajibkan pemilik marga tionghoa harus di romanisasi/di Indonesiakan dengan alasan untuk pembangunan karakter dan nasionalisme bangsa.
Karena mayoritas orang Tionghoa di Indonesia adalah pendatang dari Hokkian, maka nama-nama Tionghoa berdialek Hokkian lebih lazim daripada dialek-dialek lainnya.
Marga Chen sendiri di Indonesia umumnya telah berubah menjadi Tanto, Tanoto, Tanu, Tanutama, Tanusaputra, Tanudisastro, Tandiono, Tanujaya, Tanzil/Tansil, Tanasal, Tanadi, Tanusudibyo, Tanamal, Tandy, Tantra, Intan, dan sebagainya. (tio)
Ejaan alternatif untuk Marga Chen :
Hokkian : Tan, Tjhin
Hakka : Chin
Kanton : Chan, Chun
Tiochiu : Tan, Tang