Menimbang Tulang, Makin Berat Makin Hoki

Senin 02 Dec 2024 - 22:47 WIB
Reporter : Asif Ardiansyah
Editor : asifardiansyah

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Percaya atau tidak, berat tulang bisa menjadi petunjuk untuk mengetahui perjalanan nasib seseorang. Makin berat tulang Anda, hoki Anda pun semakin besar. Pengin tahu berat tulang Anda?  "Berat tulang bisa menentukan keberuntungan", ucap seorang teman. Mereka yang mendengar omongan itu terbengong tidak percaya. "Apa hubungan antara berat tulang dan keberuntungan?" "Lo, jangan salah, itu ada ’ilmu’nya," kata si teman.

Reaksi-reaksi serupa yang muncul gara-gara tidak percaya tentu boleh dianggap wajar. Mungkin memeang banyak orang yang belum pernah mendengar ada ilmu yang bisa menjelaskan hubungan antara berat tulang seseorang dengan perjalanan hidupnya, termasuk hoki atau keberuntungan.

Meski disebut berat tulang, jangan terburu-buru mengambil timbangan. Tulang yang dimaksud bukan dalam arti yang sebenarnya, melainkan cuma simbol. Karena imajiner, tentu saja tulang itu tidak bisa ditimbang. Yang bisa dilakukan adalah menghitung berdasarkan tanggal, jam, bulan, tahun kelahiran menggunakan "ilmu" ngo heng pe ji.

Tulang dipilih sebagai simbol kata KRT Krisna Warihdiningrat, praktisi ngo heng pe ji dan feng shui, karena merupakan simbol keabadian. "Dalam tubuh manusia, bagian yang tidak bisa habis adalah tulang. Daging dan air (darah) habis, tapi tulang tengkorak, paha atau tangan bisa tetap utuh. Jadi, tulang adalah bagian tubuh yang mendekati abadi," jalasnya.

Menurut pria yang juga akrab dipanggil Hendra ini, dengan mengetahui berat tulang melalui metode perhitungan tertentu bisa diketahui kepribadian, sifat, masa lalu, masa depan, usaha yang cocok, dan karier seseorang. Perhitungan ini sebenarnya merupakan ilmu dasar dari ngo he pe ji, ilmu yang mempelajari garis hidup berdasarkan kelahiran dan lima elemen. kalau dirinci, ngo heng artinya lima unsur elemen (besi, kayu, tanah, air dan api), sedangkan  pe ji artinya waktu kelahiran (jam, tanggal, bulan, dan tahun).

Sekitar 40 tahun lampau, sebagian besar orang Tionghoa dewasa  di Indonesia bisa menghitung besar tulangnya sendiri. "Sebab, itu merupakan ilmu dasar," ungkap Krisna. Tapi sekarang tinggal sedikit orang yang memahami ilmu ini. Apalagi yang memahami ngo heng pe ji secara utuh, bisa dihitung dengan jari. Saat ini orang yang berusia kurang dari 60 tahun malas belajar ilmu ini. "Susah!" tegas kolektor keris ini. Ia sempat mengajarkan ilmu ngo heng pe ji kepada anak dan keponakannya, namun usaha itu kandas di tengah jalan karena sang murid akhirnya menyerah, tak sanggup mempelajarinya.

Karena melibatkan tahun kelahiran, dalam menghitung berat tulang mau tidak mau shio ikut dilibatkan. Dalam sistem penanggalan China dikenal ada shio besar macam naga, kerbau, kuda, dan harimau. Makin besar shio seseorang, tulangnya juga semakin besar.  "Jadi orang yang bertulang besar, otomatis tulangnya juga berat. Kalau tulangnya berat, orangnya pasti hebat. Makanya ada pameo ’Wah hebat orang ini, tulangnya tulang gajah," jelasnya. Pameo itu ingin menggambarkan kehebatan seseorang.

Hubungan Harus Harmonis

Untuk menghitung berat tulang, pertama-tama mesti diketahui lebih dulu  tentang jam, tanggal, bulan dan tahun kelahiran seseorang secara tepat. Data yang mengacu pada penanggalan masehi itu kemudian ditransformasikan menjadi tanggal, bulan dan tahun  dalam penanggalan China.

Umumnya, penanggalan  Cina lebih muda kira-kira satu bulan dari penanggalan Masehi. Misalnya Anda lahir bulan Mei (bulan kelima dalam penganggalan Masehi), maka dalam penanggalan Cina Anda lahir pada bulan keempat.

Setelah semua diketahui, kita baru bisa menghitung nilainya. Setiap jam, tanggal, bulan dan tahun punya nilai tersendiri.. Nilai-nilai itu kemudian  dijumlahkan. Hasilya menunjukkan berat tulang dalam satuan liang (satuan berat Cina). Nilai total atau berat tulang yang didapat pasti berada pada kisaran 2,2 - 7,1 liang.

Sebagai gambaran, garis hidup mereka yang  berat tulangnya 2,2 liang  tergambar dari uraian ini. "Badannya dingin sampai menusuk tulang bila kena angin. Hidupnya menderita. Seumur hidupnya menderita dengan mengemis. Tiada hari yang membahagiakan."

Sedangkan berat tubuh tertinggi 7,7 liang menggambarkan hidup seperti ini, "Nasib orang  ini sangat berbeda dari yang lain. Kalau tidak menjadi raja, ia menjadi perdana menteri. Selama hidup, dari bayi sampai tua, selalu banyak rejeki. Banyak orang membantunya. Hidupnya mewah dan berkelimpahan, dihormati dan disanjung orang."

Sekarang, mari kita coba hitung berat tulang Laksini, sebut saja begitu, yang lahir pada 17 Mei 1964, pukul 04.30 dinihari. Maka berdasarkan penanggalan cina, Ia lahir pada tanggal17 bulan april tahun 1964 pukul 04.30. Dari tabel diketahui nilai dari tanggal 17 adalah 0,9. Tahun 1964 bernilai 0,8, dan pukul 04.30 bernilai 0,7. Kalau nilai-nilai itu dijumlahkan, kita akan mendapat nilai 3,4. Artinya berat tulang Laksini 3,4 liang.

Berdasarkan angka 3,4 inilah perjalanan hidup dan peruntungan laksini dapat diketahui. Ternyata Laksini tepat sekali masuk ke bidang keagamaan. Ia akan merasa tenang dan bahagia bila banyak berdoa. Kalau menginginkan hal-hal keduniawian, ia sebaiknya meninggalkan kampung halaman. Kalau tidak, cepat atau lambat dia akan menjadi  pengabdi agama (kyai, pendeta, pastur, atau biksu).

Kategori :

Terkait

Senin 02 Dec 2024 - 22:47 WIB

Menimbang Tulang, Makin Berat Makin Hoki

Selasa 26 Nov 2024 - 21:28 WIB

Menimbang Tulang Makin Berat Makin Hoki

Terpopuler

Selasa 03 Dec 2024 - 22:16 WIB

Bentuk Tanah Menurut Feng Shui

Selasa 03 Dec 2024 - 22:22 WIB

Karakteristik Naga dan Angka 9

Selasa 03 Dec 2024 - 22:20 WIB

Tatung, Manusia Pilihan Dewa

Selasa 03 Dec 2024 - 22:15 WIB

Asal Usul Papan Nama Sembahyang Leluhur

Terkini

Selasa 03 Dec 2024 - 22:22 WIB

Karakteristik Naga dan Angka 9

Selasa 03 Dec 2024 - 22:22 WIB

Asal Muasal Tahu

Selasa 03 Dec 2024 - 22:20 WIB

Tiga Titik Akupunktur Penting